SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Espos) – Penyerangan pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, makin mempertegas dugaan ada usaha menimbulkan konflik horizontal di masyarakat lewat isu suku, agama, ras dan antara golongan. Mereka menunggangi aksi anarkisme antarumat beragama yang terjadi.

“Saya berharap semua pihak agar tetap berpikir tenang, tidak gelisah namun tetap kritis, agar kita semua tidak mudah diadudomba dan terprovokasi,” kata anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) RI, Bambang Soesatyo, Rabu (16/2).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu yang diungkap Bambang adalah gelagat buruk di balik kerusuhan berdarah di Cikeusik, Pandeglang. Ada upaya pihak tertentu mengeskalasi karut marut negara dengan menunggangi isu SARA. Dan sekarang dilakukan lagi lewat aksi pelemparan oleh sekelompok orang tidak dikenal terhadap sebuah pesantren di Pasuruan Jawa Timur.

“Kita tentu tidak ingin konflik horizontal meluas dan tak terkendali. Sebab, kalau itu terjadi negara masuk perangkap kekacauan. Dalam situasi seperti itu, hanya ada dua alternatif yang harus dipilih. Pertama, mengganti pemerintah yang dinilai tak mampu menjaga stabilitas nasional. Atau kedua, pemerintah yang berkuasa menetapkan negara dalam situasi darurat,” katanya.

Menurutnya, membiarkan suasana saling curiga antarelemen di masyarakat sangat berbahaya. Karena itu, penegak hukum harus bergerak cepat agar saling curiga tersebut bisa segera diakhiri.

“Jika dalam jangka dekat ini pemerintah dan penegak hukum tidak bisa mengungkap dalang dan pelaku kerusuhan, termasuk kejadian terakhir di Pasuruan, situasinya akan menjadi lebih berbahaya,” ujar Bambang.

VIVAnews/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya