Harianjogja.com, BANTUL-Kampanye calon presiden Aburizal Bakrie atau ARB melalui surat dan dikirim ke sekolah-sekolah menggunakan jasa pos dipersoalkan karena dianggap bagian dari bentuk pelanggaran kampanye.
Pasalnya sekolah termasuk tempat yang dilarang untuk menggelar kampanye selain tempat ibadah dan sarana milik pemerintah.
Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota
Temuan surat ARB ini mencuat sejak sepekan terakhir. Guru dihebohkan dengan adanya kiriman surat paket pos yang dialamatkan ke seluruh sekolah di Bantul tempat mereka mengajar. Tak hanya guru, banyak siswa mengetahui adanya paket surat dari capres dari Partai Golkar itu sampai guru-guru mereka.
“Iya pada heboh dapat surat dari capres ARB isinya minta dukungan dan paparan tertulis komitmen memajukan pendidikan,” ujar Rohadi guru salah satu Sekolah Dasar (SD) di Bantul, Jumat (21/2/2014).
Para guru SMK Negeri I Pundong tidak luput dari sasaran ARB memaparkan janji-janjinya melalui surat tertulis. Tidak hanya guru dan kepala sekolah, tetapi juga karyawan bagian tata usaha dan tenaga teknis lainnya terima surat yang diantar jasa pos Selasa (18/2/2014) lalu.
“Kami heran kok sampai tahu-tahunya nama-nama kami dan alamat tempat mengajar. Kami ngecek ke teman guru yang tugas di sekolah lain juga mendapatkan surat,” ucapnya.
Berbeda di SMK Sanden, surat capres meminta dukungan pemilih kalangan pendidik malah sampai ke peserta didik. Banyak siswa yang ikut membaca isi surat kop ARB dan tertera foto pemilik usaha Bakrie Grup beserta istrinya. “Isinya ya minta dukungan maju presiden,” ujar seorang murid yang belum memiliki hak pilih.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
