SOLOPOS.COM - Spanduk tuntutan warga terpasang di depan PT Sumber Sandang Top, Desa Dukuh, Kecamatan Delanggu, Kamis (31/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga Desa Dukuh, Kecamatan Delanggu menggelar aksi damai di depan pabrik PT Sumber Sandang Top, Desa Dukuh, Kamis (31/3/2022) pagi. Salah satu tuntutan mereka, yakni alur Sungai Sigong agar berada di luar pabrik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi itu digelar puluhan warga dengan menggelar longmarch dari kantor desa menuju pabrik sekitar pukul 07.30 WIB. Aksi itu mendapatkan kawalan polisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga lantas menancapkan poster-poster kecil berisi aspirasi mereka. Selain itu, warga menancapkan poster besar berisi 13 tuntutan kepada pemilik pabrik. Warga juga menggelar orasi di depan pintu pabrik yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Warga lantas kembali lagi ke kantor desa.

Baca Juga: Warga Dukuh Klaten Duduki Lokasi Pembangunan Pabrik Garmen

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu perwakilan Masyarakat Peduli Dukuh, Sugiyono, mengatakan tuntutan warga seperti spanduk besar yang terpasang di depan pabrik. Namun, tuntutan yang paling penting, yakni sungai dan jalan berada di luar kawasan pabrik.

“Yang kami tuntut paling urgent yaitu sungai dan jalan berada di luar pabrik. Sungai itu fungsinya untuk mengairi sawah sekitar 60 ha,” kata Sugiyono saat ditemui di kantor Desa Dukuh, Kamis.

Sugiyono menegaskan sungai dan bantarannya merupakan fasilitas umum. Sementara itu, alur sungai berada di kawasan pabrik yang kini dikelilingi pagar. Warga meminta agar sungai itu dikembalikan seperti semula dan warga mudah mengakses saluran air itu.

Baca Juga: Warga & Pemilik Pabrik Garmen Ketemu, Polemik Sungai Sigong Delanggu Klaten Belum Usai

“Untuk sekarang memang belum ada dampak. Yang inti, itu fasilitas umum, ya dikembalikan untuk umum. Bantaran sungai dan sungai harus di luar pabrik dan jalan dikembalikan seperti semula. Selain itu sungai-sungai kecil [saluran irigasi] dikembalikan seperti semula. Pagar sebelah barat dan timur dibuka,” kata Sugiyono didampingi perwakilan warga lainnya Usman dan Bambang.

Anggota tim legal pabrik, Aris Prabowo, mengatakan upaya berkomunikasi dengan warga dan pemerintah desa terus diupayakan.

“Kami putus komunikasi itu sejak akhir Oktober. Kami sudah bertemu dua kali. Penyelesaian lokasi sawah pengganti atau yang dibeli pihak pabrik semua sudah disediakan,” kata dia.

Baca Juga: Tolak Penguasaan Sungai, Warga Protes Pabrik Garmen di Delanggu Klaten

Soal Sungai Sigong, Aris mengatakan secara fungsi dia sudah berkoordinasi dengan Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).

“Saluran itu dalam pengelolaan yang memiliki kewenangan SDA. Saluran itu diperlebar justru air lebih lancar,” jelas dia.

Aris mengatakan perusahaan mengakomodasi aspirasi warga. Dia juga menjelaskan hingga kini pabrik garmen itu masih dalam proses pembangunan. Soal tindak lanjut menanggapi tuntutan warga, Aris mengatakan perusahaan segera berkomunikasi lagi dengan pemerintah desa dan warga.

Baca Juga: Tutup Akibat Covid-19, Pabrik Garmen di Delanggu Klaten Disemprot Disinfektan

“Kami komunikasi lagi dengan pihak desa. Dalam arti semua prosedur kami penuhi. Apa yang menjadi kewajiban terhadap lingkungan kami penuhi. Pabrik belum proses masih proses pembangunan. Luas pabrik sekitar 11 ha dan nantinya pabrik bisa menyerap 9.000 tenaga kerja,” kata Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya