SOLOPOS.COM - Kondisi stoom walls antik yang sebelumnya terparkir di tepi Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Senin (15/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENStoom walls tua yang sebelumnya menjadi monumen di tepi Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat bakal dipindah. Rencananya, alat berat yang tak lagi difungsikan itu dipajang di Bukit Sidoguro.

Pemindahan stoom walls yang sebelumnya berlokasi di sisi timur rawa itu dilakukan petugas Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten pekan lalu. Saat ini, alat berat tua itu terparkir di seberang pintu masuk Bukit Sidoguro yang bersebelahan dengan Rawa Jombor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Rencana, mau kami pasang di Bukit Sidoguro. Sementara masih berada di bawah,” kata Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (15/8/2022).

Pemindahan itu dilakukan seiring bergulirnya penataan kawasan Rawa Jombor oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSB). Selain itu, selama ini bekas stoom walls itu tak terawat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Daripada di sana nanti rusak, nanti dirawat dan ditaruh di Bukit Sidoguro. Di sana nanti akan dibenahi,” kata Nugroho.

Baca Juga: Berhadiah Motor! Begini Keseruan Panjat Pinang di Rawa Jombor Klaten

Soal rencana penataan kawasan yang semula untuk memajang stoom walls, Nugroho belum mengetahui secara persis apakah akan digunakan sebagai dermaga atau fungsi bangunan lainnya.

“Dalam masterplan memang ada rencana pembangunan dermaga. Tetapi kami belum tahu persis seperti apa rencananya dan di wilayah mana karena semua ditangani dari BBWSBS,” jelas Nugroho.

Salah satu warga Desa Krakitan, Sutomo, mengatakan stoom walls kuno itu dulunya dibawa oleh Dinas Pariwisata saat itu untuk menjadi monumen di dermaga perahu.

“Dulu itu istilahnya wales [stoom walls] tersebut sudah barang antik. Kemudian dipajang di sini dan dibuatkan taman. Waktu itu tahu-tahu dari Dinas Pariwisata bangun di sini. Itu sekitar tahun 1993-1994,” kata Sutomo.

Baca Juga: Sambut HUT RI! 77 Merah Putih Berkibar di Omah Bendera Krakitan Klaten

Sutomo menjelaskan lokasi untuk menempatkan stoom walls itu berada di tepi Rawa Jombor yang oleh warga setempat disebut dengan pelabuhan gethek. Lokasi tersebut sejak lama dikenal sebagai dermaga perahu tradisional milik warga.

“Dulu dilengkapi dengan bangunan untuk berteduh dan beristirahat serta ada musala. Karena tidak ada petugas yang merawat,” jelas dia.

Sutomo menjelaskan pemindahan stoom wales dilakukan pada Jumat (12/8/2022) oleh petugas Disbudporapar. Saat ini, rangka bekas mesin konstruksi untuk memadatkan atau mengaspal jalan tersebut terparkir di kaki Bukit Sidoguro.

Berdasarkan pantauan, beberapa bagian bekas mesin stoom walls antik berwarna kuning itu sudah berkarat dan lapuk. Pada bagian muka berdekatan dengan roda depan mesin itu ada ukiran.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Warung Apung di Rawa Jombor Klaten, Ini Gantinya

Tulisannya sudah tak terlihat jelas dan bertuliskan J.A.Maffei & Jacob GNBH Leipzig-Li. Pada bagian samping, ada plakat logam tertera angka yang diperkirakan angka tahun dan penyebutan nama salah satu kota di Jerman. Tulisan pada plakat itu di antaranya 9181-12-1926 Munchen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya