SOLOPOS.COM - Pelajar menikmati mie ayam di warung milik Giyarto, beralamat Tegalsari, RT 03/13, Sragen Kulon, Sabtu (20/9/2014). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Jenis kuliner mie ayam tentu tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Khususnya di wilayah Soloraya, mie ayam menjadi menu yang mudah ditemukan di wilayah perkotaan hingga pelosok.

Beragam jenis mie ayam pun muncul demi menarik minat para pecinta kuliner. Tak terkecuali seperti yang dilakukan Giyarto, 34, yang sudah berjualan sekitar enam tahun ini di rumahnya yang beralamat di Tegalsari, RT 03/13, Sragen Kulon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, dua tahun belakangan Giyarto menyajikan menu mie ayam dengan cara berbeda. Beragam nama makhluk gaib muncul dari belasan menu yang ia tawarkan di antaranya mie ayam jin, jenglot, setan, tuyul, hingga kuntilanak. Hal yang sama ia lakukan untuk beragam jenis minuman yang ditawarkan seperti es pocong, es setan brekele, serta tuyul panas.

“Penamaan jenis menu itu muncul sendiri. Saya ingin yang unik saja. Yang jelas menu yang saya jual ini halal,” jelas dia saat ditemui di warungnya, Sabtu (20/9/2014).

Tak sekadar mengganti nama menu yang biasa dengan beragam nama makhluk halus, Giyarto menjelaskan mie ayam yang ia jual ditawarkan dengan tingkat kepedasan berbeda. Dalam satu porsi jumlah cabe yang ditawarkan mulai dari lima buah hingga 150 buah tergantung permintaan dari para pembeli sesuai menu serta level yang diinginkan. “Kemarin ada yang sampai 80 cabe,” ungkapnya.

Giyarto mengaku melalui penggantian nama jenis menu yang ditawarkan sekitar dua tahun ini penjualannya meningkat drastis. Dalam sehari, rata-rata bisa terjual hingga 100 mangkuk. “Kebanyakan pelanggan saya itu para pelajar. Banyak juga pegawai yang datang ke sini,” urai pria yang pernah menjadi teknisi komputer itu.

Soal harga, Giyarto menjelaskan dirinya memasang harga maksimal satu mangkuk mie ayam senilai Rp4.500- Rp6.500. “Mau cabenya sampai 100 buah harganya tetap sama,” tutur dia. Lebih lanjut, Giyarto mengungkapkan hasil dari penjualan mie ayam tak ia nikmati sendiri bersama para karyawannya. “Setiap satu mangkuk mie ayam itu kami sisihkan Rp1.000 untuk diberikan kepada anak yatim piatu. Kami juga menggandeng salah satu lembaga amal,” katanya.

Salah satu penikmat mie ayam yang dijual Giyarto, Definta, 14, mengaku kerap mampir ke warung tersebut setiap pulang sekolah. “Sering datang ke sini. Soal namanya saya tidak takut, justru membuat penasaran,” ujar siswi SMP Muhammadiyah 1 Sragen itu.

Hal senada disampaikan Iin, 21, pegawai di salah satu koperasi. “Di sini itu nama-namanya unik. Pedasnya juga diukur level-level, jadi tidak sekadar pedas. Selain itu, makan di sini juga bisa berbagi dengan anak yatim piatu,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya