SOLOPOS.COM - Ilustrasi protokol kesehatan. [Shutterstock]

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo diminta jangan hanya reaktif menyikapi pelanggaran protokol kesehatan atau prokes selama pembejaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.

Diperlukan pengawasan yang lebih sistematis dan partisipatif untuk memastikan PTM tak memicu klaster baru persebaran Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diketahui, Pemkot baru saja menggelar tes swab antigen pada 171 warga sekolah SDN Laweyan Nomor 54, Senin (27/9/2021). Langkah itu diambil menyusul laporan orang tua siswa ihwal guru yang tidak memakai masker saat di sekolah.

Baca Juga: Baru 40-An Pelaku Usaha Ajukan QR Code PeduliLindungi lewat Pemkot Solo

Pemerhati pendidikan yang juga Direktur Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Kangsure Suroto, tak mempermasalahkan kebijakan tes swab antigen bagi warga SDN Laweyan karena ada pelanggaran prokes di sekolah.

“Hal ini mungkin bisa jadi shock therapy. Namun Pemkot mestinya tak berhenti dengan cara itu untuk menegakkan prokes,” ujar Kangsure saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (28/9/2021).

Menurut Kangsure, Dinas Pendidikan (Disdik) perlu memperkuat pemantauan dengan melibatkan stakeholder mulai dari guru, orang tua murid, hingga pengawas sekolah.

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Dukung Konser Musik dan Hajatan Boleh Digelar

Ia menilai pengawasan partisipatif perlu didorong sebagai media saling koreksi demi kelancaran PTM terbatas. Menurut Kangsure, bukan tak mungkin kasus pelanggaran prokes di SDN Laweyan Solo terjadi di sekolah lain.

Klarifikasi Sekolah

“Sangat mungkin terjadi, wong kita saja kadang lupa pakai masker lagi sehabis makan. Jadi semua pihak perlu saling mengingatkan. Setiap elemen pendidikan juga perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga prokes,” katanya.

Kabid SD-SMP Disdik Solo, Abdul Haris Alamsah, mengatakan ada klarifikasi dari SDN Laweyan ihwal kabar pelanggaran prokes di sekolah itu. Dari keterangan yang didapatnya, guru yang bersangkutan tidak sedang mengajar ketika melepas masker.

Baca Juga: Satpol PP Solo Selidiki Kafe Viral Gelar Nonbar Liga 2, bakal Ditutup?

“Di kelas pas tidak ada siswa. Namun kami juga tak bisa langsung percaya. Kami tetap memberi pembinaan agar hal itu tak terjadi lagi,” ujar Haris.

Ia sudah meminta pengawas di setiap kecamatan lebih intensif memberi sosialisasi penerapan prokes pada kepala sekolah dalam PTM terbatas.

Baca Juga: Bangga Produk UMKM Solo Masuk Uniqlo, Gibran sampai Live Instagram 

Haris berharap kepala sekolah selanjutnya memberi pemahaman pada guru maupun tenaga kependidikan lain.  “Guru kemudian memberi contoh yang baik pada anak didiknya. Ya memang harus bersama-sama,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati, telah mewanti-wanti sekolah agar memperketat penerapan prokes. “Jangan sampai ada kasus positif Covid-19. Kalau ada, sekolah yang bersangkutan bisa ditutup sementara,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya