SOLOPOS.COM - Pengunjung menaiki anak tangga di Bukit Sanjaya, Selo, Boyolali, Rabu (23/2/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Bukit Sanjaya di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah menjadi salah satu objek wisata dengan suasana Bali dan suguhan pemandangan Gunung Merapi.

Lokasi objek wisata ini di kaki Gunung Merbabu dengan konsep yang tak umum. Ada lebih dari 200 patung di Bukit Sanjaya. Pemilik objek wisata, Sulis Sugiarto Sanjaya, ketika ditemui di Lokasi Bukit Sanjaya, Rabu (23/2/2022) mengaku ratusan patung di Bukit Sanjaya karena kecintaannya pada kesenian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya senang dengan karya seni, baik seni tari, seni patung, seni lukis. Jadi ini saya bikin konsep lain dari pada yang lain. Tanpa ada unsur kepercayaan apapun,” katanya.

Baca Juga : Menikmati Panorama Merapi Bernuansa Bali di Bukit Sanjaya Selo Boyolali

Pria yang pernah melakoni pekerjaan berlayar selama 15 tahun ini mengaku konsep tersebut muncul dari janji saat dirinya masih kecil. Ia tidak mengambil konsep dari objek wisata manapun.

“Berawal dari masa kecil. Saya melihat, waktu kecil dulu, ikut ibu [dan] bapak kirim sayur di Magelang. Sepanjang kiloan meter, orang jualan patung di kanan kiri. Ada pertanyaan di dalam hati, kemana patung itu, siapa yang beli. Makanya dari kecil saya ada cita-cita kalau punya rejeki banyak mau punya patung banyak,” ungkapnya.

Dia memadukan keindahan alam Selo, Merapi, perbukitan, dan patung dihadirkan dalam suasana masa lampau. “Jadi bukan musyrik atau gimana. Cuma mengambil nilai seni karena tidak ada yang disembah [patungnya], tidak ada yang utama. Tidak hanya khusus Jawa, ada nuansa lain, seperti suara seruling Sunda di atas [bukit], dengan bangunan seperti [khas] Bali. Campuranlah budaya nusantara” jelas Sulis.

Baca Juga : Disporapar Boyolali Minta Pelaku Wisata Terapkan Prokes Ketat

Sulis membeli patung-patung itu di Muntilan, Magelang. Patung jadi tanpa memesan bentuk khusus supaya harganya tidak mahal. Selain pemandangan alam, Bukit Sanjaya juga menyediakan resto, vila, dan homestay. Bukit Sanjaya juga menawarkan susu murni. Pengelolaan setiap tempat itu pun berbeda.

Penghijauan Bukit Sanjaya

Sulis sengaja menamai setiap tempat itu dengan Sanjaya. Nama Sanjaya bukan berasal dari keturunan manapun. Dia menyebut penamaan Sanjaya dari truk sayur orang tuanya. “Semacam dinasti Sanjaya, seperti vila itu ibu saya, resto kakak saya yang punya. Kalau susu murni, homestay, dan wisata saya yang punya. Semacam bisnis keluarga,” ucapnya.

Terkait perizinan wisata dan Cleanliness Health Safety and Environment Sustainability atau CHSE, Sulis menjelaskan sedang dalam proses pengurusan. Sulis berharap pemerintah lebih memperhatikan objek wisata di kawasan Selo karena banyak investor membuka objek wisata di sekitar Bukit Sanjaya.

Baca Juga : Boyolali PPKM Level 3, Sekda Sebut Tak Ada Pembatasan Mobilitas

“Sekarang kalau tidak salah sudah ada 23 kafe, resto. Itu dampak viral Bukit Sanjaya. Beberapa investor dari luar daerah seperti Semarang dan lainnya jadi berani investasi karena melihat prospek luar biasa. Saya pernah dalam satu hari itu 3.500 orang pengunjung saat viral hanya dalam waktu tiga bulan,” katanya.

Bukit Sanjaya akan terus dikembangkan. Ia mempekerjakan pegawai dari tetangga terdekat. Tidak hanya pembangunan, Sulis mengaku melakukan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya di seluruh area Bukit Sanjaya pada musim hujan.

“Alhamdulilah Bukit Sanjaya ini murni pribadi [tanpa investor] jadi pembangunan seiring dengan pemasukan. Semakin banyak [pemasukan], pembangunan semakin cepat,” terangnya lebih lanjut.

Baca Juga : Yuk! Intip Indahnya View Merapi dari Jembatan Cinta di Jrakah Boyolali

Ramai saat Akhir Pekan

Namun, musim penghujan dan pandemi juga membawa kendala tersendiri karena pengunjung berkurang. “Bukan tidak percaya [Covid-19]. Namanya pengunjung berani berwisata pasti sehat. Apalagi naik tangga sebanyak ini enggak mungkin kalau enggak sehat,” ucapnya sambal tertawa.

Ditemui terpisah, Pengunjung dari Musuk, Sugiyanti, 35, mengaku akses jalan menuju Bukit Sanjaya sudah cukup bagus. “Bagus jalannya, mudah ditemukan,” katanya.

Tidak hanya pengunjung sekitar Boyolali ada pengunjung dari Kalimantan, Muwardi, 43, menyatakan mengetahui Bukit Sanjaya dari media sosial. Ia mengaku kelelahan mendaki anak tangga tetapi tidak kapok berkunjung kembali jika ada kesempatan. “Capek kali. Padahal kami pun orang gunung juga itu ya,” katanya sambal tertawa.

Baca Juga : Asal Usul Tari Topeng Ireng, Wajah Budaya Lereng Merbabu Boyolali

Penjaga Warung, Khusnul Khotimah, 21, mengaku pengunjung Bukit Sanjaya pada Sabtu-Minggu bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat saat hari biasa. Hanya saja, dia menyatakan cukup kesulitan ketika musim hujan karena medan licin saat mengirim pesanan kepada pelanggan. Dia berharap Bukit Sanjaya kembali ramai seperti biasanya. “Harapannya ya pasti rame lagi dan banyak pengunjung.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya