Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mengimbau agar pengurus kabupaten FPTI maupun pemerintah benar-benar memperhatikan perawatan arena panjat tebing alam.
Ketua PP FPTI Dhohir Farisi mengatakan, poin-poin yang terpasang di tebing alam harus rutin dicek kondisinya. Menurutnya, jalur yang sudah dibuat di tebing alam memiliki banyak manfaat. Di antaranya, lanjut dia, memudahkan pemanjat untuk menjajal tebing.
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
“Selain itu, dengan adanya jalur yang sudah dibuat, misal ada kecelakaan di ketinggian, untuk mengevakuasi korban akan lebih mudah,” ujar dia, ketika ditemui di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Minggu (26/10/2014).
Ia menekankan, kondisi poin-poin panjat yang sudah terpasang, harus rutin dilakukan. Tujuannya, untuk meminimalisir kecelakaan di ketinggian.
Kepala Badan Vertical Rescue FPTI Tedi Ixdiana menambahkan, di Gunungkidul ada 25 jalur panjat tebing alam di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk dan 55 jalur di Tebing Alam Panta Siung. Menurutnya, sebuah poin bisa bertahan hingga 10 tahun. Namun, kondisinya harus rutin dicek.
“Untuk poin di tebing alam di tepi pantai, minimal dua atau tiga tahun sekali dicek,” ujar dia.
Kondisi tersebut turut dibaca Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul. Kasi tengah Pemuda Disdikpora Gunungkidul Agus Mantara mengungkapkan, Disdikpora Gunungkidul tengah menggagas rehabilitasi poin-poin yang terpasang di tebing di Pantai Siung.
“Poin-poin di tebing pantai Siung memang harus direhabilitasi. Poin-poin yang lama terpasang sudah mulai keropos karena terpapar air laut,” ujar dia.
Namun, ia belum bisa menyebutkan besaran dana ataupun kapan realisasi dari gagasan tersebut.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
