SOLOPOS.COM - Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (ketiga dari kanan) saat ikut serta dalam upacara dimulainya pembangunan gedung baru Bank Mandiri Solo belum lama ini. Pembangunan gedung di samping rumah dinas walikota, Loji Gandrung itu kini membuat Walikota pusing karena kebisingan yang ditimbulkan. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (ketiga dari kanan) saat ikut serta dalam upacara  dimulainya pembangunan gedung baru Bank Mandiri Solo belum lama ini. Pembangunan gedung di samping rumah dinas walikota, Loji Gandrung itu kini membuat Walikota pusing karena kebisingan yang ditimbulkan. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (ketiga dari kanan) saat ikut serta dalam upacara dimulainya pembangunan gedung baru Bank Mandiri Solo belum lama ini. Pembangunan gedung di samping rumah dinas walikota, Loji Gandrung itu kini membuat Walikota pusing karena kebisingan yang ditimbulkan. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Proyek pembangunan gedung Bank Mandiri di sebelah rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, membuat Walikota FX Hadi Rudyatmo puyeng. Dirinya mengaku menghadapi dilema terkait kebisingan yang ditimbulkan proyek tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia merasa serba salah untuk mengingatkan pihak kontraktor yakni PT Adhi Karya. Pasalnya, jika tidak mengingatkan, dia khawatir dituding menerima kompensasi dari proyek tersebut. sementara jika menegur, dia khawatir dikira ingin mendapat kompensasi. Padahal, beberapa hari lalu melalui surat yang dilayangkan Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, pihaknya menegur secara tertulis.

Menurut Rudy, saat mengajukan izin, pihak pengembang tidak akan menggunakan alat berat hammer (palu) untuk memasang tiang pancang pondasi dan hanya menggunakan alat berat hidrolik. Namun, saat pelaksanaan proyek, pihak pengembang justru menggunakan hammer yang secara otomatis suara alat berat tersebut dinilai mengganggu warga sekitar.

“Saya mau negur repot. Kalau mau negur dikira dapat kompensasi, kalau enggak negur dikira minta kompensasi,” ungkapnya.

Padahal, Rudy merasa terganggu dengan suara bising dari proyek tersebut. Beberapa warga di belakang proyek mengeluhkan hal yang sama. “Kalau rumah saya kan Pucangsawit jadi ya enggak kena bising, tapi tetangga-tetangga belakang mau negur juga pekewuh, hla wong Pak Rudy saja enggak negur,” lanjutnya.

Sementara, saat Solopos.com mencoba meminta konfirmasi ke kantor PT Adhi Karya, pimpinan proyek dan supervisor tidak berada di kantor. Hingga berita ini ditulis, supervisor proyek tersebut, Samsul Rubani dan Suparno, tidak memberikan konfirmasi saat dihubungi melalui telepon dan pesan singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya