SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani menebar pupuk. (Antara-Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, WONOGIRI -- Pemerintah Kabupaten Wonogiri bakal melakukan realokasi pupuk bersubsidi di kecamatan tertentu untuk mengatasi kelangkaan pupuk di suatu daerah.

"Kalau terjadi kesenjangan, di kecamatan tertentu alokasi pupuk menipis, akan diadakan relokasi dari satu kecamatan ke kecamatan lain," kata Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Safuan, kepada wartawan di Sekretariat Daerah Wonogiri, Selasa (25/8/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cegah Kerumunan, Berkas Pengajuan Bantuan Rp2,4 Juta Karanganyar Tak Dicek dan Langsung Dikumpulkan

Ia mengatakan, pada 2019 Wonogiri mendapat jatah pupuk sekitar 48.000 ton. Namun pada 2020 hanya mendapat sekitar 46.000 ton. Jadi ada selisih hampir 2.000 ton dari tahun lalu. "Selisih tersebut akan kami usulkan ke Pemprov Jateng untuk tambahan ketersediaan pupuk," kata Safuan.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk di beberapa kecamatan dibutuhkan kebijakan khusus. Karena berdasarkan laporan dari beberapa pihak, beberapa daerah berpotensi terjadi kelangkaan pupuk.

Dilantik Jadi Pj Sekda Sukoharjo, Widodo Siapkan Langkah Strategis Atasi Dampak Pandemi Covid-19

"Kami tadi berunding, menghitung ulang kuota ketersedian pupuk. Hal itu sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kekurangan. Jika ada kelangkaan akan direalokasi. Intinya kami ambil kebijakan untuk memetakan ulang distribusi pupuk," kata dia kepada wartawan di Sekretariat Daerah Wonogiri, Selasa.

Terkait penyaluran pupuk menggunakan sistem kartu tani, lanjut dia, hingga saat ini petani terus diberi pemahaman. Selama tiga tahun menjalankan sistem tersebut, ada sekitar 176.000 kartu tani yang dibagikan. Namun petani yang menggunakan kartu tersebut baru sekitar 70.000 orang.

Pengurus PKK, Kader Kesehatan, & Karang Taruna di Sragen Diminta Ikut Bimtek di Tengah Pandemi

Jekek mengatakan, agar program tersebut berjalan maksimal dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Petani sudah terbiasa membeli pupuk tanpa kartu tani selama bertahun-tahun, kemudian ada kebijakan baru tentunya perlu penyesuaian. Terlebih saat ini transakisnya menggunakan elektronik.

"Atas berbagai masalah tersebut kami beri pemahaman kepada petani. Agar petani mempunyai semangat bersama menuju petani modern," kata Jekek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya