SOLOPOS.COM - Wabup Sleman, Sri Multimatun resmikan pasar ikan yang akan dikelola Pokdakan Santan Mina Lestari, Selasa (28/11/2017). (Birgita Olimphia Nelsye/Harian Jogja).

Wakil Bupati Sleman, Sri Multimatun, meresmikan Pasar Ikan di Santan, Maguwoharjo

Harianjogja.com, SLEMAN– Wakil Bupati Sleman, Sri Multimatun, meresmikan Pasar Ikan di Santan, Maguwoharjo. Acara ini sekaligus sebagai Forum komunikasi tiga bulanan keluarga perikanan kabupaten Sleman yang ke-78.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) Mina Lestari dusun Santan ini memiliki kolam budidaya yang berada di aliran sungai Tambakbayan, di sisi jalan Raya Solo. Pasar ikan ini juga berlokasi di tempat budidaya itu. Dengan luas kolam sebesar 2.550 meter persegi, petani ikan dapat meraih omzet usaha sebesar 151,5 ton per tahun dengan nilai 2,7 milyar.

Potensi besar ini harus bisa direspon oleh masyarakat Sleman. Terutama produksi ikan nila yang menjadi unggulan di Pokdakan ini. Harapannya, usaha budidaya ikan akan meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya,” terang dia, Selasa (28/11/2017).

Sri mengatakan, ke depan usaha sektor perikanan bisa menjadi sektor unggulan di Sleman. Ini karena potensi perikanan di Sleman sangat besar dan sangat potensial pula untuk dikembangkan. Kabupaten Sleman sendiri mengalami surplus produksi ikan.

Berlawanan dengan itu, DIY masih mengalami defisit ikan. Pihaknya mengatakan ini disebabkan oleh kebutuhan ikan di DIY tidak diiringi dengan tingkat produksi ikan yang memadai. Sehingga terjadi defisit lebih dari 9000 ton ikan per 2016. Potensi ini bisa direspon dengan adanya pasar ikan untuk mencukupi kebutuhan ikan masyarakat DIY.

Guna mendukung upaya kesejahteraan masyarakat Sleman, maka pemerintah daerah Sleman berkomitmen mendukung potensi di sektor perikanan ini. Salah satunya dengan membiayai pasar ikan menggunakan APBD Sleman tahun 2017.

Dengan adanya pasar ikan, dapat memutus mata rantai penjualan, sehingga petani ikan bisa mendapat harga yang tinggi. Melalui pasar, petani sekaligus menjadi penjual.

“Para petani bisa langsung bertransaksi dengan konsumen. Sehingga tidak ada broker yang justru mendapat keuntungan lebih besar daripada petaninya,” paparnya.

Ketua Jaringan Mitra Perikanan (JMP), Parijo mengatakan, keuntungan untuk produk ikan nila bisa sangat besar. Melalui pasar langsung ini, harganya bisa mencapai Rp23.000-Rp24.000 per kg. Sementara petani tradisional hanya bisa meraup Rp21.000 per kg. Apalagi produksi per harinya sangat besar, mencapai 1 ton ikan.

Para petani ikan juga harus memahami faktor pemasaran, karena di sini petani sekaligus sebagai penjual. Petani harus punya orientasi pasar perikanan.

“Petani harus paham 4P, place, price, product, promotion. Tempat atau lokasi pasar ikan harus bersih, rapi, tertib, dan aman. Harga per kilo harus terorganisasi dengan baik antar pedagang di pasar, begitu pula jumlah ikan per kilonya. Produk ikan harus unggul, dan besar-besar. Terakhir, petani sekaligus menjadi pemasar sosial agar produksinya terpercaya,” jelas Sri.

Menurut Sri, faktor pemasaran penting untuk dipelajari. Adanya defisit ikan di DIY bisa dimanfaatkan oleh pokdakan santan mina lestari, sebagai kelompok penghasil ikan.

Pun, situasi seperti sekarang di mana ada pergeseran penyakit ke daging merah, bisa dimanfaatkan untuk beralih ke daging segar seperti ikan. Ini sekaligus bisa meningkatkan budaya makan ikan yang masih rendah di DIY.

Selain itu, Menurut Hardaningsih, dosen Perikanan UGM, pokdakan santan dapat memperluas wilayah pemasaran. Menurutnya, wilayah Imogiri Barat, Imogiri Timur, dan arah Wonosari merupakan pasar yang sangat potensial untuk penjualan nila. “Ikan nila harganya dapat bersaing, dan hampir mendorong harga ikan gurame”, terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya