SOLOPOS.COM - Warga berebut air jamasan pusaka saat peringatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Menteri Susi, Mendagri Tjahjo Kumolo hingga Ketua MK Arif Hidayat turut dalam acara ini.

Solopos.com, SOLO – Peringatan malam 1 Sura Tahun Dal 1951 di Pura Mangkunegaran Solo dihelat, Rabu (20/9/2017) malam. Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini dua bendera kebesaran Pura Mangkunegaran ikut dikirab dalam Kirab Pusaka Malam 1 Sura.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Acara tersebut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudji dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arif Hidayat. Selain itu hadir pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, politikus PDIP Aria Bima hingga kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat seperti G.K.R. Wandansari Koes Murtiyah.

Mendagri Cahyo Kumolo (kiri) Menteri KKP Susi Pujiastuti, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan ketua MK Arif Hidayat mengikuti Kirab malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Mendagri Cahyo Kumolo (kiri) Menteri KKP Susi Pujiastuti, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan ketua MK Arif Hidayat mengikuti Kirab malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Rombongan kirab berangkat sekitar pukul 19.30 WIB setelah dilepas oleh Sri Paduka Mangkunagoro IX. Bagian paling depan rombongan kirab adalah panji atau bendera kebesaran Pura Mangkunegaran yaitu Bendera Pare Anom dan Bendera Bangun Tulak.

Bendera Pare Anom berwarna kuning dan hijau tua. Sementara Bendera Bangun Tulak berwarna biru laut dengan logo Mangkunegaran. Di belakangnya, bertindak sebagai cucuk lampah adalah G.P.H. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Selanjutnya iring-iringan keluarga, abdi dalem kemudian tamu VIP beserta lima pusaka berjalan di belakang. Rute kirab mulai dari Bangsal Tosan menuju Pendapi Ageng. Setelah itu melalui Pamedan ke selatan menuju gapura lalu belok ke barat.

Mendagri Cahyo Kumolo (kiri) Menteri KKP Susi Pujiastuti, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan ketua MK Arif Hidayat mengikuti Kirab malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Mendagri Cahyo Kumolo (kiri) Menteri KKP Susi Pujiastuti, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan ketua MK Arif Hidayat mengikuti Kirab malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Peserta kirab kemudian mengelilingi tembok pura dan kembali masuk Pura Mangkunegaran dari pintu yang sama saat keluar pura. Pusaka-pusaka dijamas ulang sebelum dikembalikan ke Bangsal Tosan. Setelahnya, air bekas jamasan menjadi rebutan warga yang sedari sore sudah menantikannya.

Sekretariat Panitia peringatan Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran, Mas Ngabehi Wadono Joko Pramudyo, mengatakan tahun lalu bendera kebesaran tak pernah dikeluarkan. Bendera itu dikeluarkan karena ada upaya untuk mengembalikan tradisi lama.

“Mengikuti kirab sudah menjadi kewajiban kerabat. Masyarakat diperbolehkan ikut kirab dengan syarat mengenakan pakaian adat Mangkunegaran. Peserta kirab tak boleh pakai memakai sandal slop. Mereka harus melepas alas kaki dan mematikan handphone,,” ujarnya saat ditemui wartawan sebelum kirab dimulai.

Warga berebut air jamasan pusaka saat peringatan  malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Warga berebut air jamasan pusaka saat peringatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Para peserta kirab juga dilarang berswafoto karena akan mengurangi kekhidmatan proses upacara adat tersebut. Ia menjelaskan kirab pusaka tersebut bukan sekadar pawai tetapi prosesi ritual. “Tidak boleh selfi [swafoto] dan foto-foto karena itu tapa bisu. Jadi ini kirab bukan hura-hura, ini prosesi kontemplasi. Ada makna laku kebatinan,” terang dia.

Ada lima pusaka yang dikirab malam itu. Empat di antaranya berbentuk tombak. Sedangkan satu pusaka dimasukkan dalam joli.

Lebih lanjut, Pura Mangkunegaran menyelenggarakan peringatan malam 1 Sura sesuai kalender nasional. Menurutnya, kalender tersebut sudah sesuai karena ditetapkan oleh para ahli falak, kelembagaan agama dan pemerintah sehingga lebih akurat.

Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan acara semacam itu harus terus dilestarikan. Ia juga berharap agenda budaya dan tradisi itu bisa mendatangkan turis. “Lima tahun ke depan Solo sudah siap sebagai kota heritage [budaya] yang sangat bagus. Ada keraton di sini [Solo] dan di Jogja,” kata dia kepada wartawan, Rabu.

Warga berebut air jamasan pusaka saat peringatan  malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Warga berebut air jamasan pusaka saat peringatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (20/9/2017) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pemerintah mendukung penuh acara semacam itu. Apalagi, sumber devisa negara dari sektor wisata, kerajinan dan kuliner sangat besar.

Salah satu warga asal Pedan, Klaten, Ngadiyo, 50, mengatakan berhasil mendapatkan satu botol kecil air bekas jamasan pusaka Mangkunegaran. Air itu akan ia sebar ke lahan pertanian miliknya.

“Tadi juga sudah cuci muka dan badan pakai air jamasan. Saya baru pertama ke sini. Cari berkah,” terangnya saat ditemui Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya