SOLOPOS.COM - Warga berjalan melewati kompleks permakaman yang hanya memiliki dua batu nisan di Dukuh Brajan, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Rabu (17/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Sepetak lahan berpagar besi di Dukuh Brajan, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali ini hanya memiliki dua nisan. Satu makam merupakan tokoh desa setempat, dan lainnya masih misterius karena tidak ada yang tahu siapa yang dimakamkan.

Di depan makam, ada sebuah prasasti dari granit. Marmer itu berisi memorabilia kepada warga yang dimakamkan di sana bernama Hardjodarsono. Mendiang Hardjodarsono kabarnya merupakan tokoh yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan RI bersama para Tentara Pelajar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan, di sebelah makam Hardjodarsono tidak diketahui makam siapa di sana. Cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, makam itu berisi dua jasad. Mereka dikisahkan berselisih akibat rebutan air irigasi.

Baca Juga: Atap Bocor, Eternit Gedung Balai Sidang Mahesa Boyolali Bolong-Bolong

Keduanya sama kuat hingga akhirnya perkelahian keduanya membuat mereka sama-sama meninggal dunia. Keduanya lantas dikebumikan dalam satu liang lahat.

“Itu makam sudah lama. Saya juga enggak tahu siapa yang dimakamkan di sana. Tapi ceritanya seperti itu,” kata mantan Kepala Desa Brajan, Supaham, saat ditemui wartawan di Dukuh Brajan, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Rabu (17/11/2021).

Cerita yang sama juga disampaikan oleh keponakan mendiang Hardjodarsono, Darmawan. Pria yang menjabat Kasi Pemerintahan Desa Brajan ini menceritakan mendiang Pakdenya kerap melakukan nenepi atau berkontemplasi di makam itu saban malam. Hardjodarsono juga yang kemudian rutin merawat makam ini.

Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2021, Satlantas Polres Boyolali Kerahkan Punakawan 

Hingga pada suatu hari, Hardjodarsono sempat berwasiat apabila dirinya meninggal dunia, ia meminta dimakamkan di samping makam yang kerap ia rawat ini. Kini, benar. Di samping makam tanpa identitas ini ada makam Hardjodarsono.

“Dengar cerita Pakde yang sering nenepi di sana kok saya jadi ragu apa betul ceritanya? Sampai Pakde meminta dimakamkan di sebelah makam ini kan berarti Pakde tahu yang dimakamkan di sana orang yang linuwih [memiliki kelebihan],” ujar Darmawan.

Hardjodarsono dulunya adalah seorang sinder pengairan di wilayah itu. Jabatan sinder kala itu setara dengan jabatan camat sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya