SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memperhatikan siswa yang melakukan cuci tangan sebelum masuk ke kelas di SMPN 13 Kota Semarang, Senin (30/8/2021). (Istimewa/Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, memerintahkan sekolah di Kota Semarang yang ditemukan kasus penularan Covid-19 dari kegiatan pembelajaran tatap muka atau klaster PTM, ditutup.

Hal itu disampaikan Ganjar menyusul ditemukannya kasus penularan Covid-19 di puluhan sekolah di Kota Semarang yang menggelar PTM, atau klaster PTM

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang diterima Solopos.com, ada sekitar 70 siswa dari 29 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan di Kota Semarang yang terpapar Covid-19.

Baca juga: Sekolah di Semarang Setop PTM, Ini Penyebabnya

Ekspedisi Mudik 2024

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun telah memerintahkan sekolah-sekolah itu untuk menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM selama satu pekan.

“Ada, tiap sekolah ada [Satgas Covid-19]. Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua pekan, terus dievaluasi,” ujar Ganjar seusai menggelar rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (1/11/2021).

Ganjar menegaskan bahwa dari kejadian tersebut pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Dan, setiap sekolahan harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau terus-menerus pelaksanaan PTM dan melakukan evaluasi.

“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu pokoknya ditutup dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terus menerus, dan kita evaluasi pasti,” lanjutnya.

Ganjar meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-9 dari klaster PTM di sekolah itu harus mennjalani perawatan. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah yang bersangkutan. “Iya tutup, sekolah tutup dulu dan dirawat anaknya. Dan dilakukan tracing dan testing. Pokonya SOP-nya begitu,” paparnya.

Baca juga: Klaster PTM Sekolah Solo: 1.600-An Orang Dites Swab, 99 Positif Corona

Meski demikian, Ganjar memastikan jika PTM atau pembelajaran tatap muka masih terus dilaksanakan di sekolah yang aman dan tertib protokol kesehatan. Selain itu, sekolah itu juga tidak ditemukan kasus penularan Covid-19.

“Jalan terus, yang lain tetap jalan. Dengan SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai poedoman pelaksanan PTM. Kecuali masif di seluruh kota. Ditutup 14 hari, ada yang hanya lima hari yang penting diikuti tracing dan testing,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengatakan baik siswa maupun guru yang dinyatakan positif dari klaster PTM di sekolah di Semarang itu wajib menjalani isolasi. Pihaknya, saat ini masih melakukan analisis terkait penularan Covid-19 di sekolah itu.

“Yang positif harus isolasi. Dan, kita tetap lakukan analisis. Kalau sekolah yang salah, misalnya prokes tidak dilaksanakan, sarana prasarana tidak ada, ya ditutup. Tapi kita lihat dulu, penularannya di sekolah atau di luar sekolah. Tetap kita lakukan analisis” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya