SOLOPOS.COM - Kondisi gapura di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Jumat (11/2/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Asal usul Desa Manisharjo di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, erat hubungannya dengan kisah para pengikut Pangeran Diponegoro di sekitar Waduk Mulur. Para pengikut Pangeran Diponegoro melancarkan strategi perang gerilya melawan pasukan Kolonial Belanda. Kala itu, para pengikut Pangeran Diponegoro dikejar pasukan Belanda.

Mereka berlari dan menyebar di dalam hutan belantara. Salah satu anggota Laskar Diponegoro bernama Ki Honggo Suto tercecer dari rombongan. Dia bersembunyi di hutan belantara yang dipenuhi semak belukar dan pepohonan rindang. Ki Honggo Suto tinggal di dalam hutan sembari memantau pergerakan pasukan musuh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sampai pada suatu saat, sejumlah masyarakat melewati hutan tersebut. Mereka kehausan setelah berjalan kaki berkilo-kilo meter. Kala itu, mereka melihat ada pohon kelapa yang menjulang tinggi di langit.

Baca juga: Jejak Dakwah Sunan Kalijaga di Asale Sumur Songo Cepogo Boyolali

“Mereka ingin memetik buah kelapa namun tak bisa memanjat karena saking tingginya batang pohon kelapa. Sudah dicoba berulang kali namun tetap saja tak berhasil,” kata Kepala Desa Manisharjo, Rumadi, saat menceritakan kisah tersebut kepada Solopos.com, Jumat (11/2/2022).

Tak dinyana, mereka bertemu dengan Ki Honggo Suto. Mereka meminta agar Ki Honggo Suto membantu memetik buah kelapa untuk diminum airnya. Tak berapa lama kemudian, Ki Honggo Suto menelungkupkan batang pohon kelapa dengan lutut kakinya. Sehingga, buah kelapa bisa dipetik dari batang pohon.

Menggunakan Lutut Kaki

Ki Honggo Suto diketahui memiliki daya linuwih tinggi sehingga bisa menelungkupkan batang pohon kelapa hanya dengan lutut kaki. “Karena peristiwa itu, lokasi itu diberi nama Jogo Dengkul. Dalam bahasa Jawa bermakna penjaga menggunakan lutut kaki. Cerita rakyat ini turun temurun yang diyakini menjadi cikal bakal berdirinya Desa Manisharjo,” ujar dia.

Baca juga: Asal Usul Batu Andesit, Harta Karun Desa Wadas Purworejo

Selain memiliki kesaktian tinggi, Ki Honggo Suto juga dikenal sebagai tokoh agama. Dia menyiarkan ajaran Islam kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi Jogo Dengkul. Ki Honggo Suto sangat dekat dengan masyarakat setempat.

Kadang kala, Ki Honggo Suto membantu aktivitas sehari-hari masyarakat di lahan pertanian maupun ladang. “Ki Honggo Suto juga selalu membantu masyarakat yang kesusahan dan membutuhkan bantuan. Beliau tokoh masyarakat dan tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat,” tutur dia.

Rumadi menceritakan nama Jogo Dengkul dirasa kurang enak didengar secara administratif. Kemudian, nama Jogo Dengkul diubah menjadi Manisharjo saat pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta. “Ki Honggo Suto meninggal dunia dan dimakamkan di wilayah Desa Manisharjo. Selama ini, tak sedikit masyarakat yang berziarah ke makam Ki Honggo Suto pada hari-hari tertentu,” kata dia.

Baca juga: Asale Gunung Srandil Cilacap, Ada Petilasan Ki Semar Leluhur Tanah Jawa

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya