SOLOPOS.COM - Suasana saat siswa SMP N 15 Jogja dipulangkan lebih awal akibat belasan murid yang diduga kesurupan, Senin (6/11/2017). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Kegiatan Belajar mengajar di SMP N 15 Jogja dipangkas

Harianjogja.com, JOGJA- Kegiatan Belajar mengajar di SMP N 15 Jogja dipangkas menyusul terjadinya kesurupan massal beberapa hari terakhir.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Baca juga : Upacara Diganti Pengajian, Belasan Siswa SMPN 15 Jogja Malah Kesurupan

Kepala SMP N 15 Jogja, Siti Arina Budiastuti mengungkapkan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan muridnya, Arina mengambil kebijakan memulangkan muridnya lebih awal, yaitu pukul 08.30 WIB pada Senin (6/10/2017). Arina juga mengungkapkan bahwa di kemudian hari durasi pembelajaran juga ia potong.

“Pulangnya jadi jam satu siang, kalau sekiranya murid ada yang belum kuat tidak masuk tidak apa-apa,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, untuk kenyamanan anak didiknya kegiatan ekstra dan bimbingan belajar ia tiadakan terlebih dahulu. Kebijakan pemotongan durasi belajar dan meliburkan kegiatan tambahan akan berlaku hingga Jumat (10/11/2017) mendatang.

“Minggu ini kami pantau, hingga Jumat nanti, karena Sabtu libur [lima hari kerja],” jelasnya

Arina berharap seluruh elemen masyarakat mendoakan sekolah dan anak didiknya. Terlebih hal seperti ini tidak bisa ia antisipasi. Begitu juga dengan penanganannya, Arini berharap masyarakat mau membantu mengembalikan suasana sekolah seperti biasanya.

“Silakan, bagaimanapun caranya, asalakan tujuannya memberikan kenyamanan datang saja, dan mohon doanya juga,” tutupnya.

Salah satu wali murid yang saat itu hadir untuk menjemput putrinya Veiko Keristanto, 36, mengungkapkan bahwa tidak ada kesalahan manajerial dari pihak sekolah. Adapun putrinya yang sempat mengalami hal serupa memang bukan kesalahan dari sekolah, melainkan dari hal yang diluar batas dirinya dan sekolah.

“Anak saya dari sebulan lalu sudah merasakan sakit, pingsan berulang kali, tapi ketika dibawa ke berbagai macam dokter hasilnya normal, heran saya,” ungkap pria pengusaha travel itu.

Menurutnya sikap sekolah untuk memulangkan lebih awal muridnya patut diapresiasi. Pasalnya pada Jumat lalu ia tahu sendiri bahwa korban yang mencapai 28 itu akibat runtuhnya mental anak melihat temannya menjadi korban kesurupan. “Jelas khawatir ini bukan fisik, psikis kena,” ujarnya

Kendati sekolah telah meredam jumlah korban, Veiko meminta sekolah sesegera mungkin mengentaskan masalah yang telah menjejaki ranah spiritual. Bahkan dirinya berpesan melalui wartawan yang hadir, agar masyarakat yang percaya dengan hal itu dan mampu menyembuhkan ikut membantu.

“Buktinya anak saya udah rekam kadar oksigen di otak, 3 hari 2 malam di Rumah Sakit Hidayatulah, ke dokter penyakit dalam, anak, saraf, bahkan psikolog, semua hasilnya sehat,” ujar pria yang mengenakan kaus hitam itu.

Menurut penuturan Kepala Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Polisi Sektor Danurejan, Ajun Inspektur Satu Agus Hartanto jumlah pasti yang telah dihimpun kepolisian pasa Senin (6/10/20170 sebanyak 18 murid.

Kejadian bermula pukul 08.30 WIB, dan berakhir pada pukul 10.30 sejalan dengan dipulangkannya murid. “Catatan, peristiwa ini adalah kedua kali yang masuk, dan ada beberapa bangunan tua di sekolah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya