Solopos.com, SRAGEN — Warga lingkungan Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Sragen, meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen mengembalikan arca ganesha yang pernah dievakuasi pada 2018 lalu.
Desakan disampaikan lantaran adanya kejadian-kejadian tertentu di desa itu yang dikaitkan dengan pemindahan arca tersebut.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Permintaan pengembalian arca ganesha yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya nasional itu sempat dibahas dalam musyawarah di Balai Desa Majenang, Sukodono, Sragen, Selasa (7/1/2020) lalu. Musyawarah tersebut dihadiri unsur Muspika Sukodono, Pemerintah Desa Majenang, tokoh masyarakat Majenang, dan tim Disdikbud Sragen.
Tokoh masyarakat yang juga pengasuh Pondok Pesantren An-Naim Ajisaka Majenang, Suram Mustofa, saat dihubungi
Suram menyebut kejadian itu di antaranya ada warga meninggal setelah digigit ular dan adanya warga mengalami kecelakaan lalu lintas sampai motornya rusak.
“Daripada ramai lebih baik dikembalikan arcanya. Katanya dari Pak Lurah mau diletakkan di sumur tua di sebelah selatan tempat arca dulu yang kebetulan berdekatan dengan pondok pesantren. Kalau dari Disdikbud mengambil arca itu memang untuk diselamatkan dan bisa dikumpulkan di museum agar terawat,” ujarnya.
Camat Sukodono Riyadi Guntur Rilo Subroto mengatakan persoalan pengembalian arca tersebut masih dibicarakan oleh para tokoh masyarakat Majenang.
Sementara itu, Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Sragen Anjarwati Sri Sayekti mengatakan warga Majenang masih mau bermusyawarah terkait arca tersebut karena kalau dikembalikan maka ada konsekuensi untuk pelestariannya.
“Pengembalian arca itu mewakili seluruh warga atau kelompok warga tertentu. Tim Ahli Cagar Budaya akan memberikan konsep-konsep bila arca itu dirawat warga karena sudah masuk dalam registrasi cagar budaya nasional dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya,” ujarnya.
Baca pula: Gelembung Udara Muncul di Sawah Masaran Sragen.
Anjar mengatakan alasan warga meminta pengembalian arca itu lebih cenderung karena mitos beberapa warga. Dia mengatakan pihak desa dan pondok pesantren tidak masalah.
Dia menjelaskan dalam evakuasi arca pun dilakukan lewat prosedur dan atas pengetahuan serta persetujuan pemangku kebijakan setempat serta tokoh masyarakat.