SOLOPOS.COM - Screenshoot percakapan oknum pengurus Rohis yang dianggap mengintimidasi siswa untuk berhijab (istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) memberikan perhatian khusus kepada pengurus Kerohanian Islam (Rohis) di semua SMA/SMK baik negeri maupun swasta di Kabupaten Sragen.

Ini setelah munculkan kasus intoleransi berupa intimidasi kepada siswi tak berjilbab di SMAN 1 Gemolong dan pengibaran bendera tauhid yang identik dengan logo Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di SMKN 2 Sragen beberapa waktu lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gawat, Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Solo Meningkat

“Sementara ini kita beri perhatian yang lebih besar untuk daerah Sragen. Bukan berarti daerah lain tidak diperhatikan. Daerah lain tetap kami perhatikan, namun sementara ini perhatian kami alihkan ke sana [Sragen] dulu. Tidak hanya di SMKN 2 Sragen, kemungkinan di sekolah-sekolah lain juga ada [pengibaran bendera tauhid yang mirip logo HTI],” ucap Kepala Disdikbud Jateng, Jumeri, saat dihubungi Solopos.com melalui telepon, Jumat (10/1/2020).

Setelah mendapat kabar adanya kasus intoleransi di SMAN 1 Gemolong, Disdikbud Jateng menggelar pembinaan kepada kepala sekolah setempat. Disdikbud Jateng menekankan pentingnya mengajarkan budaya toleransi di tingkat sekolah.

Sebagai upaya preventif, Disdikbud Jateng berencana mengumpulkan semua pengurus Rohis di SMA/SMK di Sragen beserta guru pendamping untuk mengikuti pembinaan lintas sektoral. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, diharapkan bisa hadir untuk memberikan pembinaan langsung kepada pengurus Rohis dan guru pendamping.

“Nanti akan ada dialog dengan Pak Gubernur supaya bisa mengurai aspirasi dari para siswa. Masalahnya seperti apa, nanti diselesaikan bersama. Sebenarnya Pemkab Sragen sudah melakukan itu [pembinaan], tapi kami ingin lebih diintensifkan lagi,” terang Jumeri.

Jumeri belum bisa memastikan kapan pembinaan kepada seluruh pengurus Rohis SMA/SMK dan guru pendamping itu dilaksanakan. Rencananya, kegiatan itu akan melibatkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/SMK di Sragen.

“Kami sedang mencari waktu dan tempat yang tepat. Mudah-mudahan pekan depan sudah diputuskan tempat dan waktunya,” ucap Jumeri.

Baca Juga: De Ligt Balik Lagi ke Ajax?

Sementara itu, perwakilan dari Disdikbud Sragen bersama pimpinan SMAN 1 Gemolong mengikuti rapat koordinasi di Kantor Cabang Disdikbud Wilayah Jateng IV di Karanganyar pada Jumat pagi. Hasil rapat itu diputuskan perlunya evaluasi dan pembenahan terhadap standar operasional prosedur (SOP) dari kegiatan ekstrakurikuler oleh seluruh warga sekolah.

“Tujuannya untuk membangun ekosistem sekolah yang menjamin penguatan pendidikan karakter dan kepribadian siswa sebagai insan Pancasila yang menghargai orang lain, menjaga toleransi dan mengamalkan nilai-nilai luhur lainnya,” jelas Kepala Disdikbud Wilayah Jateng VI, Eris Yunianto, seusai rapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya