SOLOPOS.COM - Seorang warga mengendarai motor sambil membawa rumput makanan ternak melintas di Jembatan Sentono Inggil, Dukuh Musuk. Desa Musuk, Sambirejo, Sragen, Rabu (20/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tak banyak yang tahu bila di Dukuh Musuk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen terdapat jembatan gantung yang Instagramable. Namanya Jembatan Sentono Inggil, menghubungkan Dukuh Musuk dan Dukuh Kalipucang, Desa Musuk.

Jembatan yang diberi nama oleh para pemuda setempat itu terbuat dari rangka baja dan besi. Selepas Subuh, jembatan ini menjadi salah satu lokasi favorit pemuda setempat menongkrong dan tempat foto-foto.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jembatan tersebut dicat beraneka warna. Ada pesan-pesan yang dituliskan pada sebilah kayu yang ditata di pinggir pintu masuk jembatan. Seperti “budayakan antre”, “alon wae bro”, “sabar ya boss”, “jangan lupa bahagia”, dan seterusnya.

Kata-kata itu sebagai pengingat karena jembatan itu hanya bisa dilewati secara bergantian dari salah satu arah jika membawa kendaraan roda dua. Roda empat tak bisa lewat. Ada pula tulisan pesan moral agar tidak membuang sampah sembarang, terutama di sungai. Selain itu juga ada pesan larangan menangkap ikan dengan bahan berbahaya untuk menjaga kelestarian alam.

Baca Juga: Kondisi Terkini Jalan dan Jembatan di Sragen

Kebayan Musuk, Pujiyanto, mengungkapkan dulu jembatan itu terbuat dari bambu. Kemudian oleh pemerintah dibuatkan jembatan semipermanen dari kayu dengan tiang dari beton. Jembatan itu hanya bisa dilewati satu kendaraan roda dua saja.

“Pada 199-1994, jembatan semipermanen itu ambrol. Bahkan fondasinya ikut hanyut terbawa arus sungai yang deras. Kemudian warga membangun jembatan darurat lagi dari bambu atau jembatan sesek. Baru pada 1998, pemerintah provinsi membangun jembatan gantung dari baja,” ujar Pujiyanto saat berbincang dengan Solopos.com di Balai Desa Musuk, Rabu (20/4/2022).

Sentono Inggil merupakan satu-satunya jembatan gantung di Kecamatan Sambirejo. “Jembatan ini menjadi satu-satunya akses terdekat warga Dukuh Musuk menuju ke Balai Desa Musuk. Kalau jalur agak besar bisa lewat Pasar Pelang di Jenawi atau dari Kadipiro,” jelasnya.

Jembatan Sentana Inggi dicat baru-baru saja yakni pada Ramadan 2022 ini. Jembatan itu ramainya justru saat pagi selepas Subuh. Banyak pemuda yang nongkrong di pintu jembatan itu sambil berfoto-foto. Kalau sore sering sepi.

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Terpanjang Kedua di Jateng Terkendala 2 Lahan

“Nama Sentono Inggil itu yang memberi nama ya anak-anak muda. Nama Sentono Inggil itu merupakan bukit yang ada makamnya dan pohon jati raksasa berumur ratusan tahun. Jembatan itu menjadi akses menuju ke bukit Sentono Inggil sehingga jembatan itu diberi nama Jembatan Sentono Inggil,” sambung Pujiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya