SOLOPOS.COM - Seorang penjual makanan di angkringan, Selfia (kanan) di Troketon, Pedan mengaku jumlah pembeli di angkringannya menurun drastis di tengah pandemi Covid-19. Penurunan omzet mencapai 50 persen dibandingkan sebelum Covid-19. Foto diambil, Rabu (22/4/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Sejumlah pemilik warung angkringan di Klaten kalang kabut di tengah gencarnya imbauan pemerintah untuk menghindari kerumunan. Setiap harinya, para pemilik warung angkringan mengalami penurunan omzet hingga 50 persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 berlangsung.

Salah satu penjual di Angkringan Blue Cafe Troketon Klaten, Selfia, 24, mengatakan omzet yang diperoleh setiap harinya mengalami penurunan drastis. Di angkringannya disediakan aneka gorengan, nasi, dan lauk-pauk. Di samping itu menyediakan aneka minuman, seperti susu, teh, jeruk, jahe, dan lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Heboh Arti Mudik & Pulang Kampung Versi Jokowi, Situs KBBI Online Down

“Sejak Covid-19, omzet di sini memang sudah menurun. Terlebih, sering digelarnya patroli kerumunan oleh aparat keamanan dan pemerintah. Omzet harian menurun hingga 50 persen, dari yang biasanya mencapai Rp1,2 juta. Saat ini tinggal Rp600.000 per hari,” kata Selfia, saat ditemui Solopos.com, di angkringannya, Rabu (22/4/2020).

Selfia mengatakan angkringannya tetap melayani pembeli setiap hari, pukul 08.00 WIB-23.00 WIB. Jam buka di angkringannya berbeda dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, yakni pukul 08.00 WIB-01.00 WIB.

“Aneka sayuran di sini yang bikin ibu saya [Dwi]. Saya hanya menjaga angkringannya. Dari pemerintah atau aparat keamanan di Pedan, saya tetap diperbolehkan membuka angkringan dengan memperhatikan ketentuan yang ada [protokol Covid-19]. Saya pun menyadari hal itu. Banyak pembeli saya yang beli makanan langsung dibawa pulang,” katanya.

Harga Bahan Makanan

Peracik makanan di Angkringan Blue Cafe Troketon, Dwi, mengatakan harga bahan makanan di tengah pandemi Covid-19 terbilang masih terjangkau. Selaku bagian dari warga, dirinya tetap memahami sekaligus menaati protokol Covid-19.

“Imbauan dari pemerintah, intinya jangan sampai malam-malam [saat buka angkringan]. Untuk harga sembako, saat ini masih terjangkau. Misalnya, gula pasir senilai Rp17.500 per kilogram, telur ayam senilai Rp23.000 per kilogram, dan ayam potong senilai Rp25.000 per potong,” katanya.

DIJUAL CEPAT: Yamaha Headset

Hal senada dijelaskan pemilik angkringan lainnya asal Cawas Klaten, Supriyadi. Dalam beberapa tahun terakhir, Supriyadi mengembangkan usaha angkringan di berbagai daerah, seperti di Cawas, Pedan, Delanggu, Polanharjo.

“Saya punya 12 angkringan. Dari jumlah itu, yang masih buka hanya empat [seperti di Delanggu, Juwiring, Pedan, dan Polanharjo]. Omzet yang diperoleh otomatis menurun drastis karena orang diimbau tidak keluar rumah atau berkerumun. Biasanya per angkringan bisa di atas Rp1juta per hari, saat ini hanya Rp400.000 per hari.Istilahnya hanya cukup balik modal,” katanya.

Catat! Jalur Masuk ke Yogyakarta Ada yang Ditutup Mulai Besok

Sebelumnya, Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, meminta ke seluruh elemen masyarakat proaktif mencegah persebaran virus corona. Hal itu termasuk ke kalangan pemilik warung makan.

“Jika membeli di warung makan, lebih baik dibungkus dan segera dibawa pulang. Hindari kerumunan [termasuk di warung makan],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya