SOLOPOS.COM - Warga Lamongan berburu ikan mabuk di Bengawan Solo. (Detik.com)

Solopos.com, LAMONGAN -- Warga Lamongan di bantaran Bengawan Solo ramai-ramai terjun ke sungai. Mereka berburu ikan mabuk yang muncul ketika pergantian musim kemarau ke penghujan.

Karena setiap pergantian musim kemarau ke musim hujan ini terdapat perubahan warna pada air sungai Bengawan Solo. Ini yang menjadi pertanda warga untuk berburu ikan mabuk yang oleh warga dikenal dengan istilah 'Ngumbo'.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang dilakukan ratusan warga Desa Durikulon, Kecamatan Laren ini. Mereka secara beramai-ramai berburu aneka ikan yang mabuk atau terlihat mengambang di perairan sungai.

"Ikan-ikan ini bertingkah layaknya orang mabuk dan bisa dengan mudah ditangkap, bahkan dengan tangan kosong," kata Tupa, salah seorang warga Desa Durikulon pada Senin sore (2/11/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Air dari Gunung Wilis Meluap, 37 Rumah & 50 Hektare Sawah di Madiun Kebanjiran

Tupa mengaku pertanda ikan-ikan di Bengawan Solo akan mabuk itu ditandai dengan berubahnya warna air sungai. Air bengawan mengalami perubahan dari jernih menjadi keruh atau kecoklatan. Tradisi berburu ikan mabuk atau Ngumbo ini, menurut Tupa, sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

"Ngumbo ini hanya bisa dilakukan setahun sekali pas pergantian ke musim penghujan, ketika itulah ikan-ikan yang ada di Bengawan mabuk jadi mudah untuk ditangkap," ujarnya dilansir Detik.com.

Beragam alat tangkap ikan digunakan warga, mulai dari jala, jaring hingga hanya berbekal tangan kosong. Beragam ikan sungai seperti wagal, tawes, tombro (ikan mas), mujair, wader, dan ikan-ikan air tawar lainnya bisa diperoleh warga dengan cara mudah.

"Ya sangat senang, bisa ikut Ngumbo yang hanya terjadi setahun sekali ini. Nangkap ikan yang mabuk mudah, tinggal turun ke sungai" aku Tupa.

Kenapa Pengendara Moge Acapkali Arogan Saat Konvoi, Ini Kata Psikolog

Hiburan Saat Pandemi

Hal yang sama juga diakui warga lain, Hanif. Dia yang bersama-sama warga lain ikut turun ke sungai mengaku senang. Karena bisa 'Ngumbo' ikan bersama dan bisa mendapatkan lauk secara gratis. Hanif menyebut, jika ikan yang diperoleh sedikit maka ikan-ikan itu akan dipakai sendiri untuk makan sekeluarga.

"Jika tangkapan ikan banyak akan dijual atau dibagikan ke warga yang membutuhkan," imbuh Hanif.

Ngumbo atau berburu ikan mabuk ini tidak hanya dilakukan oleh warga Desa Durikulon saja. Warga lain yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Bengawan juga berburu ikan . Karena semua warga ikut Ngumbo, maka harga ikan pun menjadi murah.

Awas! 11 Kecamatan di Grobogan Rawan Bencana Tanah Longsor

"Karena di sepanjang sungai Bengawan Solo ini orang-orangnya pada mengambil ikan mabuk semua, maka harga jual ikan pun terbilang murah, tapi lumayan meskipun hasilnya tidak seberapa," akunya.

Namun, hasil tangkapan ikan yang didapat Tupa dan Hanif serta warga lain tidak sebanyak tahun sebelumnya. Pasalnya, perubahan warna air sungai tidak begitu keruh. Namun, warga masih tetap antusias karena menyebut Ngumbo ini bisa menjadi hiburan di tengah pandemi Covid-19.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya