SOLOPOS.COM - Suasana jalan masuk Dukuh Kutukan RT 014 Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Rabu(2/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Apa yang terbayangkan begitu mendengar nama kutukan? Hal yang umumnya terbayang oleh kita adalah sesuatu semacam laknat atau karma buruk. Lantas bagaimana jika ada dukuh bernama Kutukan? Apakah warganya terkena kutukan?

Kutukan merupakan nama dukuh di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Gerbang Dukuh Kutukan bisa terlihat dari jalan Solo-Purwodadi, tepatnya di seberang SPBU Kacangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga setempat, Citro Suwarno, 59, menjelaskan asal mula nama kutukan diambil dari kata tuk yang berarti sumber air. Dukuhnya punya dua sumber, yakni Sumur Cetek atau Umur Tek dan Sendang Bendo. Namun sumur itu kini sudah ditutup.

Ekspedisi Mudik 2024

“Zaman Belanda [menurut perkiraan warga] sumber air [Sumur Cetek] ditutup pakai duk dan gong gede. Lor [utara] desa ada tukulan anakan gunung, namun sekarang hampir habis [karena dikeruk],” kata dia, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga: Asal Usul Kota Solo dari Geger Pecinan

Dia menjelaskan sumber air sengaja ditutup supaya tidak membanjiri dukuh. Begitu pula anak gunung yang dikeruk agar tidak menjadi gunung.

Masih menurut Citro, sumur tek dulunya dimanfaatkan warga untuk kebutuhan mandi atau mencuci. Air sumur tek bisa diambil pakai gayung namun tidak dikonsumsi karena lokasinya berdekatan dengan makam dukuh. Air untuk kebutuhan konsumsi diambilkan dari Sendang Bendo.

“Orang desa meminta dibuatkan sarana untuk menaikkan air dari sendang supaya enggak rekasa, namun oleh pemerintah lantas dibangunkan sumur pam [sumur di tengah dukuh]. Dulu awalnya warga ingin air dari sendang, namun menaikkan air dari sendang biayanya lebih banyak,” paparnya.

Baca Juga: Asal Usul Karanganyar Disebut Bumi Intanpari

Ny. Citro, 58, menjelaskan meski nama Kutukan pada dukuh itu tak ada kaitannya dengan laknat, banyak warga lain yang melabeli dukuhnya dukuh terkutuk. Salah satunya candaan penumpang bus yang melewati Dukuh Kutukan.

“Aku bukan orang kutukan dan terkutuk. Kadang enggak ikhlas untuk bercanda. Saya jelaskan kutukan itu tuk, tempat sumber air besar bukan tempat orang terkutuk,” kata dia lalu ketawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya