SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Reza Pratama seorang mahasiswa asal Kabupaten Karanganyar hingga kini masih bimbang dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2019 yang tinggal beberapa saat lagi. Ia mengaku belum melihat sebuah hal yang dapat membuatnya yakin pada pilihannya baik itu eksekutif maupun legislatif.

Saat ini ia tengah mempelajari latar belakang, rekam jejak, visi misi, dan prestasi kedua calon presiden yang akan bersaing dalam pesta demokrasi itu. Menurutnya dalam mempelajari ia harus mencari sumber-sumber akurat di tengah gempuran berbagai informasi yang masih abu-abu. Ia berjanji akan tetap menggunakan hak pilihnya meskipun saat ini ia menyadari kedua pasangan calon memiliki kekuatan dan kekurangan yang sama.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Ustaz Sutrisno, Guru Agama di Sekolah Dasar Swasta Kota Solo, saat ditemui Solopos.com di Kecamatan Banjarsari, Solo, belum lama ini, mengatakan sebagai warga negara yang baik dan umat Islam yang taat maka wajib hukumnya memberikan suara dalam Pemilu. Suara yang diberikan akan sangat berarti bagi berlangsungnya pemerintahan di Indonesia. Menurutnya, dalam memilih pemimpin, sebagai umat Islam harus dapat segala aspek dan hal dari para kandidat.

“Memilih pemimpin harus yang memiliki sifat Rasul, paling tidak mendekati sifat Rasul yakni sidiq atau benar, amanah atau menyampaikan, tablig atau menyampaikan, dan fathanah atau cerdas. Sebagai pemilih jangan sampai pasif namun aktif dalam mempelajari para calon yang akan dipilih,” ujar Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Cabang Laweyan itu.

Allah berfirman,”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan kebahagiaan pada hari akhir, serta banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab 21)

Maka dari itu, untuk melihat pemimpin yang memiliki sifat Rasulullah sebagai umat Islam dituntut untuk aktif melihat karakter pasangan calon. Tak hanya itu, kerabat serta lingkungan peserta pemilu harus diperhitungkan juga dikarenakan orang yang saleh akan berkumpul dengan orang baik pula.

“Pemimpin harus sosok yang bijak yang baik mayoritas maupun minoritas. Kalau calon presiden ada dua orang saat ini dan keduanya sama-sama muslim maka tinggal pilihlah yang menurut pandangan lebih baik,” ujarnya.

Politik uang sering kali terjadi di masyarakat dengan dalih sadaqah atau pun pemberian dengan tujuan untuk memberikan suara kepada caleg atau partai tertentu. Ia menegaskan hal itu bukanlah hal yang terpuji, hal itu mencerminkan dari karakter caleg tersebut yang tidak memiliki sifat Rasulullah. Menurutnya, segala bentuk pemberian dengan maksud memberikan suara lebih baik jangan diterima. Jangan sampai suara kita terbeli untuk para caleg yang sebelum menjabat sebuah kepemimpinan telah melakukan suap. Secara otomatis ketika telah menjabat caleg-caleg yang melakukan politik uang rentan terhadap korupsi.

Rasulullah bersabda,” Rasulullah melaknat orang yang memberikan suap dan menerima suap.” (H.R Abu Daud)

Ia menambahkan sebagai seorang muslim harus dapat menentukan pilihannya dengan bjjak dengan segala pertimbangan. Selain itu, menyambut pesta demokrasi juga harus waspada terhadap bentuk politik uang dengan berbagai modus. Ia menilai tidak memilih atau golput bukanlah sebuah pilihan yang bijak dan jangan sampai karena tidak memilih umat manusia dipimpin oleh orang yang kurang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya