SOLOPOS.COM - Warga mengikuti Kirab Pesona Suro Baluwarti di kawasan Baluwarti, Solo, Selasa (13/11/2012). Kegiatan itu untuk memeriahkan peringatan Malam 1 Sura. (Foto: Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Warga mengikuti Kirab Pesona Suro Baluwarti di kawasan Baluwarti, Solo, Selasa (13/11/2012). Kegiatan itu untuk memeriahkan peringatan Malam 1 Sura. (Foto: Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Pesona Sura Baluwarti menggema di pertigaan Magangan, Baluwarti, Pasar Kliwon, Selasa (13/11) pukul 16.00 WIB dimulai. Puluhan anak dengan balutan seragam marching band berposisi paling depan. Tak lama kemudian, anak-anak itu menabuh alat drum band yang dibawa satu-satu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka terlihat sumringah dengan menebar senyum kepada penonton yang berjubel menyaksikan pawai tersebut. Ya, anak-anak yang berusia kisaran 5-13 tahun ini secara berkelompok menunjukkan aneka busana dan pakaian adat tertentu. Mereka berjalan kaki berkeliling mengitari kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Semangat karnaval menyambut 1 Sura rupanya tak ingin dilewatkan oleh warga Baluwarti. Mereka rela berjalan kaki mengikuti peserta mengelilingi Keraton dengan durasi 45 menit. Keringat yang bercucuran pada dahi dan tubuhnya seolah tak dirasa. Pegawai Kelurahan Baluwarti tak mau ketinggalan untuk memeriahkan acara tersebut.  Pakaian dinas jawa yang biasa dipakai pada Kamis menjadi pelengkap kemeriahan pawai tersebut..

“Ya, mumpung acara ini digelar satu tahun sekali. Masak enggak ikut memeriahkan,” papar Joko, 45, warga Baluwarti saat dijumpai Solopos.com, Selasa, di sela-sela acara pawai tersebut.

Sementara itu, seorang peserta pawai dengan balutan pakaian ala Buto Ijo, Bima, 8, merasa senang dengan dandanan mirip Buto Ijo. “Wajah saya seram enggak Mas. Tapi saya suka enggak nakutin orang lho,” papar Bima polos saat berbincang dengan Espos.

Bima mengaku baru pertama kali mengikuti acara pawai suronan. Semangat Bima mengikuti pawai tersebut tak lain atas dorongan teman sebayanya yang turut menjadi peserta. “Saya sendiri belum pernah melihat langsung Buto Ijo, paling ya di film-film itu,” timpal Arga yang turut memerankan Buto Ijo.

Dandanan Bima dan Arga serta dua temannya menarik perhatian penonton yang berjubel di kawasan Keraton. Tidak jarang dari penonton mengabadikan gambar melalui kamera handhphone (HP). Ada pula anak kecil yang menangis saat melihat dandanan Buto Ijo yang diperankan anak-anak warga Baluwarti tersebut.

Ketua Panitia, Santoso, mengatakan acara tersebut merupakan agenda tahunan yang digelar menjelang 1 Sura. “Pawai ini diikuti oleh pewakilan warga Baluwarti dari 12 RW, tujuh SD dan SMP serta LPMK. Semua warga Baluwarti juga dilibatkan,” papar Santoso saat ditemui Solopos.com.

Santoso menguraikan acara tersebut sudah digelar untuk kali ketiga. Tujuan pawai selain melestarikan budaya jawa, sekaligus menampilkan potensi yang dimiliki anak pada tiap-tiap RW di Kelurahan Baluwarti.

“Rencana ke depan, kami adakan acara serupa dengan tema berbeda. Saya ingin orang yang berwisata ke Baluwarti bisa menyaksikan pagelaran budaya yang digelar rutin. Ya, tujuannya mangayubagyo budaya jawa,” papar Lurah Baluwarti, Didik Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya