SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL- Gabungan kelompok tani di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini memperoleh bantuan 70 pompa air dari pemerintah setempat guna mengatasi kesulitan irigasi karena dampak musim kemarau.

“Kami terus mendorong program pompanisasi di Bantul, dan tahun ini kami memberikan bantuan 70 pompa kepada gapoktan di wilayah yang diperkirakan rawan kekeringan,” kata pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Partogi Pahpahan, Kamis (25/9/2014).

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Selain bantuan pompa air, pihaknya juga memberikan bantuan 35 traktor dan sekitar 90 buah alat penyemprot hama kepada petani untuk membantu operasional petani dan mengatasi permasalahan hama atau organisme pengganggu tanaman.

“Untuk pompa air dan traktor kami berikan per kelompok, kami saat ini memiliki gapoktan di seluruh 75 desa, kami mengharapkan setiap kelompok sudah mendapatkan bantuan yang setiap tahun kami berikan,” kata Partogi.

Pihaknya tidak tahu persis gapoktan di wilayah mana yang mendapat prioritas bantuan pompa air, namun beberapa di antaranya gapoktan di wilayah selatan yang memang selama ini sering mengalami kesulitan air irigasi ketika musim kemarau panjang.

Ia mengatakan, meski mengupayakan bantuan pompa air kepada gapoktan, namun pihaknya menyarankan kepada petani tetap menerapkan pola tanam yang sesuai, jangan memaksa mengoptimalkan pompanisasi sementara debit air semakin berkurang.

“Ada satu hal yang perlu kami kembangkan ke depan, bahwa sistem pola tanam itu harus dilakukan dengan cermat sesuai yang dinas sarankan, kalau itu dilakukan debit air yang datang dari utara di saat musim kemarau pun tidak ada masalah,” katanya.

Sementara itu, terkait dampak musim kemarau ini terhadap pertanian, kata dia pihaknya mengklaim sampai saat ini belum ada laporan kekeringan, meskipun pihaknya sebelumnya memprediksikan ada sekitar lima persen dari total sekitar 15 ribu hektare lahan pertanian di Bantul yang berpotensi kekeringan.

“Prediksi awal kemarin kira-kira ada sekitar lima persen sawah di Bantul yang berpotensi kekeringan, namun sampai saat ini belum ada laporan, karena setelah dicek teman-teman di lapangan dampak kemarau masih bisa diatasi dengan pompanisasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya