SOLOPOS.COM - Salah satu dari 13 makam pejuang tak dikenal di TMP Ratna Bantala, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten. Foto diambil Jumat (10/11/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 13 makam di Taman Makam Pahlawan atau TMP Ratna Bantala Klaten tak dikenal atau diketahui namanya. Selain itu, keluarga atau ahli waris belasan pahlawan di TMP yang berlokasi di Dukuh Kunden, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, itu pun tak diketahui.

Meski demikian, para pahlawan tanpa nama itu tetap dikenang dan didoakan, minimal setiap Hari Pahlawan, 1o November. Penjaga TMP Ratna Bantala Klaten, Irwanto, mengatakan hingga kini jumlah total makam di TMP ada 281 unit.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dari jumlah itu, ada 13 makam yang tak diketahui namanya. Makam itu menyebar di kompleks TMP tersebut. Pada nisan makam itu hanya ditulis tak dikenal. Ada pula yang nisannya bertuliskan Tak Dikenal Pedjuang Gugur Clash-II.

“Itu tahun berapa saya juga kurang tahu karena saya hanya generasi penerus [penjaga makam]. Belum lama ini ada yang datang dari Surabaya dan di salah satu makam tidak dikenal menyatakan itu makam ayahnya. Tetapi tidak mau memberi tahukan soal namanya,” kata Irwanto yang sudah menjadi penjaga makam pahlawan di TMP Ratna Bantala, Klaten, sejak 1996.

Irwanto menjelaskan kompleks Taman Makam Pahlawan atau  TMP Ratna Bantala Klaten dibangun pada 1953. Sebagian pahlawan yang dimakamkan di tempat itu merupakan para pejuang yang sebelumnya dimakamkan di permakaman umum kampung.

Dia juga menjelaskan dari ratusan makam, ada tiga bupati yang juga dimakamkan di TMP Ratna Bantala. Dua di antaranya makam mantan Bupati Klaten dan satu makam mantan bupati di luar Klaten.

Mantan Bupati Klaten yang dimakamkan di TMP Ratna Bantala yakni Pratikno (periode 1960-1966) dan Sumanto (periode 1975-1985). Irwanto mengatakan luas Taman Makam Pahlawan atau TMP Ratna Bantala Klaten sekitar 4.200 meter persegi.

Tak sembarangan orang bisa dimakamkan di tempat tersebut. Mereka yang dimakamkan di tempat itu yakni yang memiliki bintang gerilya atau gugur dalam tugas.

Ditanya apa syarat bagi peziarah yang ingin datang makam pahlawan di TMP Ratna Bantala, Klaten, Irwanto mengatakan tidak ada syarat khusus. Pengunjung hanya diminta mengisi buku tamu serta mematuhi ketentuan dan larangan saat berkunjung.

Irwanto tak menampik ada peziarah yang berdatangan saat tengah malam. Apalagi menjelang momen-momen Pemilu maupun Pilkades. “Ada yang malam-malam tertentu berziarah. Masuk pukul 24.00 WIB keluar pukul 02.00 WIB,” jelas dia.

Selama 27 tahun menjadi penjaga TMP Ratna Bantala, Irwanto yang tinggal di dekat makam sudah terbiasa dengan kejadian-kejadian aneh yang dia alami.

“Itu sudah biasa kejadian-kejadian aneh. Misalkan kalau ada yang mau dimakamkan di sini, beberapa hari sebelumnya itu tengah malam tiba-tiba ada yang mengetuk pintu atau suara prok sepatu tentara padahal di luar tidak ada apa-apa,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya