SOLOPOS.COM - Gapura Gladag menuju Alun-Alun Utara Solo. (Kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Solopos.com, SOLO — Gapura milik Keraton Solo ternyata berjumlah 11 yang tersebar di Kota Solo, Jawa Tengah. Gapura sebanyak itu mempunyai beragam fungsi, ada sebagai penanda batas kota dan ada pula yang berdiri di sekitar area keraton.

Gapura batas kota didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota kerajaan Kasunanan Surakarta dengan wilayah sekitarnya. Gapura batas kota, didirikan pada tahun 1913-1932 pada masa pemerintahan Paku Buwono (PB) X.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bukan hanya fungsinya, gapura tersebut dibedakan pula dari ukurannya, ada yang besar dan kecil.

Mengutip informasi di laman resmi Pemkot Solo, jika ditotal-total gapura milik Keraton Solo berjumlah 11, berikut ini lokasi selengkapnya.

  1. Gapura Gladak.
  2. Gapura Klewer.
  3. Gapura Batangan.
  4. Gapura Gading.
  5. Gapura Grogol.
  6. Gapura Kerten/Kleco.
  7. Gapura Jurug.
  8. Gapura Kandang Sapi.
  9. Gapura Jalan Arah Baki di Solo Baru.
  10. Gapura Makamhaji.
  11. Gapura di Jembatan Mojo.
solo kota termahal masjid tertua di solo asal usul gladak solo kuliner khas antimainstram demo mahasiswa solo harga tanah kota gladak fashion week solo
Sejumlah pengguna jalan melintas di kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi Solo, Kamis (11/11/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Dari sekian banyak gapura milik Keraton Solo, Gapura Gladak merupakan pintu gerbang tertua yang dibangun oleh keraton pada 1913 saat diadakan peringatan kelahiran Paku Buwono X di usia 48 tahun.

Gapura tersebut kemudian dibangun lagi pada waktu PB X berusia 64 tahun pada 3 Januari 1929, sebagai bentuk persembahan komunitas Eropa yang tinggal di Kota Solo.

Melansir laman resmi Kemdikbud, pembangunan gapura oleh komunitas Eropa tersebut selesai pada 1930. Pada saat itu terdapat sebuah komisi yang terdiri dari orang Eropa yang membuka kesempatan untuk melombakan pola Gapura Gladak dan didukung oleh PB X. PB X berkenan dan lebih menerima pola gapura yang dirancang oleh Tuwan Schenkenberg van Nierop dari Surabaya (juara II) daripada karya Tuwan Cleton dari Yogyakarta (Juara I).

Tak hanya paling tua, Gapura Gladak juga terbilang unik karena berbentuk melengkung dan dibuat dari besi yang dihiasi oleh gambar binatang buruan. Gapura Gladak juga berbentuk candi bentar dengan ornamen hias yang berjumlah 48 dan jeruji tembok yang berjumlah 48.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya