SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas berpeluang diperluas di wilayah Kabupaten Bersinar. Apalagi, jumlah ternak sapi di Klaten cukup banyak.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, jumlah ternak sapi di Klaten kini mencapai 110.000 ekor sapi potong dan perah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ternak sapi itu tersebar ke berbagai daerah.

Kasi Pengembangan Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP) Klaten, Tri Yanto, mengatakan pemanfaatan kotoran ternak untuk biogas sudah dilakukan di beberapa kelompok.

Ekspedisi Mudik 2024

Kelompok Ternak

Dia mencontohkan seperti di Desa Mundu dan Cucukan yang dilakukan oleh kelompok ternak.

“Untuk skala kecil juga ada. Ada yang memanfaatkan kotoran ternak dari tiga hingga lima ekor sapi. Ada juga yang berskala besar tergantung kapasitasnya,” kata Tri Yanto saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (24/8/2021).

Tri mengatakan pemanfaatan kotoran ternak untuk biogas di Klaten bisa diperluas. Apalagi, potensi jumlah ternak sapi di Klaten cukup banyak. Tri menuturkan banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari pengembangan biogas.

Baca Juga: Mandiri Energi di Cepogo Boyolali dengan Kotoran Sapi 

Selain mengatasi permasalahan limbah ternak, warga pemanfaat biogas bisa menghemat pengeluaran mereka untuk kebutuhan gas rumah tangga lantaran biogas diperoleh secara gratis.

Ampas dari kotoran yang diolah bisa digunakan untuk pupuk organik.

“Bio-slurry yang dihasilkan dari biogas untuk pupuk organik juga cukup baik. Dari dinas kami tetap mendorong agar peternak itu memiliki kemauan mengembangkan biogas,” kata dia.

Bakal Diperluas

Kepala Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Budiyanto, mengatakan pengembangan biogas di Mundu bakal diperluas.

Saat ini ada sekitar 48 lokasi pengolahan kotoran ternak menjadi biogas yang dimanfaatkan secara individu maupun kelompok.

Pemerintah desa berencana memberikan stimulan untuk pembangunan unit pengolahan biogas di 10 titik pada 2021.

Dana stimulan dengan total pagu anggaran sekitar Rp40 juta itu disiapkan dari dana desa. Warga dan pemerintah desa setempat berencana membuat mundu menjadi desa mandiri energi.

Dari pengolahan biogas, Budiyanto mengatakan berbuah prestasi untuk Mundu. Pada 2018, Desa Mundu menjadi juara III Lomba Desa Mandiri Energi Provinsi Jawa Tengah.

Juara I

Sementara, kelompok ternak Margo Mulyo, Desa Mundu mendapatkan juara 1 Lomba Kelompok Tani Ternak Berprestasi kategori Sapi Perah dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah pada Juli 2021.

Ketua Kelompok Ternak Margo Mulyo, Teguh Sutikno, mengatakan untuk membuat unit pengolah kotoran ternak menjadi biogas tak butuh biaya tinggi.

Dia memperkirakan, untuk kebutuhan bahan baku guna membangun biodigester bervolume 8 meter kubik setidaknya butuh biaya sekitar Rp3 juta hingga Rp3,5 juta.

Sementara, volume kotoran ternak yang dibutuhkan setiap hari untuk mengaktifkan biogas cukup dipasok dari satu ekor sapi.

“Dari kotoran satu ekor sapi itu sebenarnya cukup untuk kebutuhan biogas rumah tangga yang di dalamnya ada dua hingga tiga orang,” kata Teguh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya