SOLOPOS.COM - Ketua PMI Cabang Sragen Ismail Joko Sutreno menyerahkan bantuan makanan tambahan kepada perwakilan dari 30 anak di Hari AIDS Sedunia di Aula Sukowati Sragen, Kamis (1/12/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 171 orang (9,08%) dari total 1.883 potensi penderita HIV/AIDS  di Kabupaten Sragen masih misterius. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen baru menemukan sebanyak 1.712 orang. Banyaknya warga penderita HIV/AIDS yang belum ditemukan itu menyulitkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen untuk penanganannya.

Data itu diungkapkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang juga Ketua KPA Sragen dalam peringatan Hari AIDS Sedunia di Aula Sukowati Setda Sragen, Kamis (1/12/2022) siang. Yuni meminta semua stakeholders untuk ikut bersama-sama sosialisasi tentang HIV/AIDS yang benar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Pemerintah pusat mengestimasi kasus HIV/AIDS di Sragen ada 1.883 orang. Sampai September 2022, sudah ditemukan sebanyak 1.712 orang yang terinfeksi HIV/AIDS, sehingga masih tersisa hampir 10% yang belum ditemukan. Kalau pusat menerapkan estimasi maka daerah berupaya untuk menemukan karena banyak sekali yang tersembunyi dan tidak bisa dideteksi sehingga mereka ini tidak tertangani dengan benar. Akibatnya kematian tinggi dan kualitas hidup rendah,” ujar Yuni.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengajak semua stakeholders untuk bekerja mendeteksi semua potensi penderita HIV/AIDS. Kalau dulu Gunung Kemukus menjadi lahan utama untuk deteksi kasus, menurutnya, sekarang tak lagi.  Gunung Kemukus sekarang bersih dari praktik prostitusi.

Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo Fluktuatif, Mayoritas Usia 20 hingga 30-an

“Sebanyak 85% dari data yang ditemukan itu [1.712 kasus] merupakan kelompok usia produktif antara 20-49 tahun. Mereka ini menjadi tulang punggung keluarga. Kalau dikelola dengan baik maka kelompok produktif ini bisa berdaya. Saya dapat kabar gembira bahwa ibu-ibu yang kehilangan pasangannya karena HIV/AIDS sudah bisa move on dengan menikah dengan pasangan baru,” ujarnya.

Yuni mengatakan kesadaran dan pemahaman tentang HIV/AIDS perlu ditingkatkan. Dia mengapresiasi para pendamping dan aktivis Yayasan Spadi yang terus mendampingi terus para penderita HIV/AIDS. Dia meminta para aktivias organisasi perempuan, terutama anggota PKK bisa mengedukasi lingkungan sekitar.

Ketua Harian KPA Sragen, Haryoto, mengatakan pesan kuncinya adalah promosi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dilakukan di semua lini. Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat, khususnya perempuan, anak, dan remaja. Selain itu, menggerakan perempuan dan remaja aktif dalam pencegahan dan meningkatkan keseteraan dan pelayanan tes dan pengobatan HIV/AIDS.

Baca Juga: 2.163 Kasus Baru HIV Ditemukan di Jateng, Tertinggi dari Semarang

Dalam kesempatan itu, KPA bersama Baznas Sragen menyerahkan bantuan pendidikan senilai Rp500.000 per anak dan bantuan makanan tambahan kepada 30 orang anak di Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya