SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Sejak akhir pekan lalu sejumlah warga di Jakarta menyebutkan bahwa abu Merapi sudah sampai Ibukota. Tapi kabar itu tidak terkonfirmasi. Banyak yang meragukannya, sebab jarak Puncak Merapi dengan Jakarta yang begitu jauh.

Tapi soal terbangnya abu vulkanik itu ke Jakarta, dibenarkan oleh Kepala Subbidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kukuh Ribudiyanto. Abu yang terbang ke Jakarta itu, katanya, sangat halus sehingga tidak kasat mata dan sama sekali tidak menganggu penerbangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Abu yang terbawa angin sampai ke Jakarta sangat halus bahkan tidak terlalu terpengaruh gravitasi bahkan bisa larut dalam hujan,” kata Kukuh di Jakarta, Senin (8/11).

Abu itu  tidak kasat mata. “Saking ringannya bisa terbawa angin sampai jauh,” kata dia.

Abu ini bisa terlihat pagi hari di atas mobil yang terparkir di luar atau pada daun-daun yang relatif tenang. “Itupun sangat tipis,” kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa abu vulkanik tidak terlalu mempengaruhi cuaca keseluruhan, namun hanya regional. Butiran abu, kata dia, bisa jadi pemicu timbulnya titik-titik air hujan di sekitar Merapi. “Syaratnya kelembaban juga tinggi,” kata dia.

Merapi mengeluarkan letusan hebat Jumat dinihari, 5 November lalu. Aliran awan panas dari gunung ini merambah ke pemukiman warga. Sejauh ini 93 orang tercatat tewas karena terkena awan panas atau wedhus gembel. Puluhan lainnya dirawat di rumah sakit karena luka bakar.

Hingga kini, evakuasi pun masih sulit dilakukan karena awan panas masih terus mengalir. Tim SAR tidak mau mengambil resiko berbahaya.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya