SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video viral di Twitter saat Abu Bakar Ba’asyir mengakui ideologi Pancasila. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO – Baru-baru ini beredar video pendek di Twitter yang memuat pernyataan Pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba’asyir mengakui ideologi Pancasila. Hal itu berbeda dengan sikapnya dulu yang tidak mengakui Pancasila.

Dalam video berdurasi 41 detik tersebut terlihat Abu Bakar Ba’asyir mengenakan baju koko berwarna abu lengkap dengan peci berwarna hitam dan kacamata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Abu Bakar Ba’asyir menyampaikan Pancasila sebagai dasar negara karena berdasarkan tauhid. Hal itu disampaikannya sembari memegang mikrofon.

“Indonesia berdasar Pancasila itu mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya tauhid, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini pun pengertian saya terakhir. Dulunya saya [menganggap] Pancasila itu syirik, saya begitu dulu,” katanya dalam video berdurasi 41 detik tersebut.

“Tapi setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik itu tidak mungkin. Karena ulama itu mesti niatnya ikhlas. Saya kira cukup sekian saja, mudah-mudahan pertemuan kita ini ada manfaatnya,” tambahnya dalam video tersebut.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: 16 Juni 2001, Abu Bakar Ba’asyir Divonis 15 Tahun

Putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rochim, mengatakan video sang ayah mengakui Pancasila  benar adanya.

“Jadi memang benar itu adalah video Ustaz Abu Bakar. Beliau menjelaskan tentang bagaimana beliau memandang Pancasila pada saat ini,” kata Abdul saat ditemui di Pondok Pesantren Al Mukmim, Ngruki, Sukoharjo, Kamis (4/8/2022).

Menurutnya video itu dibuat saat Ramadhan 2022. Waktu itu acara buka bersama di kawasan Ponpes Ngruki, Sukoharjo. Sedangkan Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @Khoirudib_26, Senin (1/8/2022).

Abdul membenarkan Abu Bakar Ba’asyir dulu memang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Hal itu lantaran, menurut Abu Bakar Ba’asyir ideologi tersebut bertolak belakang dengan hukum Islam.

“Dulu, karena bertentangan dengan hukum-hukum Islam,” jelasnya.

Baca juga: Danrem Warastratama Silaturahmi ke Abu Bakar Ba’asyir di Ngruki

Namun, setelah menelaah lebih dalam,  ayahnya berpendapat Pancasila dibuat oleh para ulama yang ketika proses pembuatannya menerapkan Islam secara kafah atau sempurna.

“Tapi ternyata para pendiri bangsa itu merumuskan Pancasila sebagai jalan, sebagai legitimasi kaum muslimin secara mutlak, secara kafah. Di mana Ketuhanan Yang Maha Esa itu prinsipnya ketauhidan. Beliau melihatnya dari situ. Beliau jelaskan lagi ke masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman,” katanya.

Pria yang disapa Iim itu menegaskan, Abu Bakar Ba’asyir tidak menolak konsep apa pun termasuk Pancasila. Asalkan tidak bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Menurut dia, ayahnya juga merupakan sosok yang dialektis dan siap berdiskusi dengan siapa saja.

“Itu prinsip beliau. Baginya pluralitas itu tidak masalah, yang menjadi masalah adalah pluralisme atau menganggap semua agama sama,” tutupnya.

Sementara itu, Iim mengatakan Abu Bakar Ba’asyir kini memang tak lagi mengajar di Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Namun Ba’asyir masih memberikan tausyiah secara umum jika diminta.

Baca juga: Abu Bakar Ba’asyir Tiba di Ponpes Ngruki Sukoharjo

Kehadiran Abu Bakar Ba’asyir menurutnya juga selalu dinanti para santri hingga pengurus Ponpes Al-Mukmin Ngruki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya