SOLOPOS.COM - Permukiman di Demak dikepung air laut. (Detik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Pesisir pantai utara alias pantura Jawa Tengah terancam tenggelam akibat abrasi yang semakin parah. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah tahun 2019 lalu ada tujuh wilayah terdampak abrasi terparah.

Ketujuh wilayah tersebut adalah Brebes, Semarang, Jepara, Kendal, Tegal, Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan. Selain itu wilayah Kabupaten Demak juga menjadi wilayah yang cukup parah terdampak abrasi di Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pesisir pantura Jateng terancam abrasi yang serius. Sekitar 8.023 hektare lahan di pantura telah tenggelam akibat abrasi.

Baca juga: Bukan Cuma Pekalongan, Semarang & Demak Juga Terancam Tenggelam

Ekspedisi Mudik 2024

Demak

Dikutip dari lrsdkp.litbang.kkp.go.id, Rabu (26/5/2021), laju perubahan garis pantai di Kecamatan Sayung, Demak, selama 20 tahun terakhir terlihat memprihatinkan. Abrasi tersebut diperkirakan merupakan yang paling besar dan parah di Jawa, bahkan Indonesia.

Luas kawasan yang terkena erosi mencapai 2.116,54 hektar yang menyebabkan garis pantai mundur sepanjang 5,1 kilometer dari garis pantai di tahun 1994 lalu. Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif diketahui bahwa daerah pesisir di Kecamatan Sayung yang terkena banjir rob pada ketinggian 0,25 m adalah Desa Sriwulan, Desa Surodadi, Desa Bedono dan Desa Timbulsloko.

Profil Kabupaten Demak di laman sippa.ciptakarya.pu.go.id menyebutkan bahwa laut Demak memiliki potensi luar biasa dalam bidang perikanan, namun dibayangi dengan daya rusak yang besar pula. Jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, masalah abrasi yang terus mengancam bakal menenggelamkan daratan Demak dalam 10-20 tahun ke depan.

Baca juga: Gawat! Pekalongan Diprediksi Tenggelam dalam 15 Tahun

Tanggul Laut

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi abrasi di pesisir pantura Jawa Tengah adalah pembangunan tanggul laut. Padahal cara tersebut bukan jalan keluar yang cukup ampuh.

Pada 2015 Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun tanggul laut raksasa berbentuk U di sepanjang jalur pesisir Semarang-Demak. Tanggul dengan lebar 825 meter yang menelan anggaran Rp156 miliar itu pun kini sudah terendam air.

Baca juga: Sedekah Laut & Larungan Kepala Kerbau di Demak & Jepara Terimbas Covid-19

Abrasi Pantai Utara

Berdasarkan berbagai literatur yang ada abrasi di pantai utara Jawa Tengah adalah suatu anomali. Abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut yang menyebabkan terkikisnya area daratan biasanya sejalan dengan akresi.

Akresi adalah perubahan garis pantai menuju laut karena sedimentasi gelombang laut yang menyebabkan munculnya daratan atau tanah timbul.

Namun laju akresi di pesisir pantura Jawa Tengah ternyata tidak secepat abrasi. Abrasi merupakan bencana iklim yang disebabkan oleh alam, tetapi sebenarnya bisa dicegah dengan cara alami pula, yakni memelihara dan membudidayakan bakau.

Baca juga: Pulau Jawa Rapuh, Banyak Rongga & Rekahan di Bawah Tanah

Sayangnya wilayah pesisir pantai yang dulunya terlindungi hutan bakau kini sudah rusak dan lenyap. Hutan bakau digunduli untuk membuat tambak bandeng atau udang yang menghasilkan lebih banyak uang.

Tetapi kini masa kejayaan petambak udang dan bandeng di Jawa Tengah juga mulai suram karena abrasi di pantai utara. Kini hasil tambak tidak sebaik dulu karena hantaman ombak yang menghanyutkan ikan di tambak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya