SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Abrasi di sepanjang Pantai Kuwaru, Poncosari, Srandakan, Bantul terus menggerus bibir pantai. Abrasi yang terus terjadi ini mengancam kehidupan perekonomian di wilayah tersebut.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Kuwaru, Punijo mengatakan, sebelum tahun 2000, dirinya membuat warung makanan dengan jarak 100 meter sesuai dengan ketentuan tata ruang pesisir, tapi saat ini warungnya dengan jarak bibir pantai tinggal 30 meter saja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya amati sejak tahun 2000, ombak terus menggerus pantai. Saya pun mencatat selama 11 tahun ini ada 75 meter lahan pantai yang dimakan ombak laut,” ujar Punijo yang juga ketua kelompok nelayan Fajar Arum saat ditemui Harian Jogja, Rabu (19/10).

Menurutnya, abrasi terbesar terjadi pada Selasa (18/10) dini hari lalu. Proses abrasi itu sudah dimulai pada akhir pekan kemarin. ”Puncaknya Selasa. Dan ini baru pertama kali kami alami. Sebelumnya belum pernah,” katanya.

Tingginya gelombang air laut itu, kata Punijo, sampai masuk di warungnya hingga setinggi tumit. Bangunan- bangunan yang letaknya berada sebelum warungnya atau berdekatan dengan pantai seperti POS SAR hampir ambruk dan puluhan pohon cemara tumbang.

Dari pantauan Harian Jogja Rabu (19/10), abrasi terjadi hampir di seluruh garis Pantai Kuwaru yang panjangnya sekitar dua kilometer. Hutan cemara menjadi titik paling aman wisatawan yang berkunjung, meski tempat itu tak jauh dari bibir pantai yang curam karena tergerus ombak.

Pada awal Agustus lalu, abrasi hebat juga melandai pantai ini. Waktu itu abrasi mengakibatkan mercusuar di sebelah barat pintu masuk Pantai Kuwaru ambruk. Tak hanya itu, pos pemantauan SAR dan tempat penangkaran penyu di sisi timur jalan masuk pantai juga hilang ditelan ombak.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Dwi Daryanto mengatakan, sejak lima tahun terakhir ini daratan Pantai Kuwaru yang tergerus ada sekitar 50 meter. ”Ada berbagai macam faktor. Salah satunya juga ada pemanasan global karena terlihat elevasi atau tinggi air laut terus naik,” jelasnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Susanto mengatakan pihaknya belum dapat memastikan langkah apa yang bakal dilakukan. Kalaupun melakukan penanaman cemara, menurutnya sulit dilaksanakan sebab kondisi Kuwaru yang curam. ”Makanya kami perlu bantuan dari pusat untuk melakukan pengkajian ataupun penelitian,” katanya.(Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya