Sragen (Espos)–Sebanyak delapan warga di bantaran Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Gilis RT 7, Desa Katelan, Tangen, Sragen terancam ambrol, lantaran tanah warga terkena abrasi sungai. Akibatnya, jarak rumah warga dengan bibir sungai tinggal satu meter. Bahkan, satu rumah milik Budiyono, 57, warga setempat terpaksa dibongkar, karena khawatir rumahnya akan ambrol terkikis aliran Bengawan Solo.
Enam rumah lainnya milik Darwati, 53, Suparmo, 46, Suroto, 42, Wardoyo, 35, Sutar, 45, Mbah Ndung, 93, dan Suparno, 54. Sejumlah warga tersebut merasa waswas dengan kondisi tanah di belakang rumah mereka. Tanah sepanjang lima meter milik Darwati hilang terkikir arus Bengawan Solo sejak enam bulan terakhir.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Dia mengharapkan perhatian pemerintah dengan kondisi tanah yang selalu terkikis saat arus sungai Bengawan Solo banjir.
“Dulu jarak rumah saya dengan sungai sekitar enam meter, sekarang tinggal sekitar satu meter. Dengan ketinggoian tebing sungai sekitar tujuh meter, saya khawatir rumah saya akan ambrol. Jika tidak memungkinkan lagi rumah saya akan saya bongkar,” ujar Darwati kepada wartawan, Rabu (16/6).
Kondisi delapan rumah warga itu disampaikan kepada Wakil Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas), Sri Wahono. Dia mengaku langsung mengecek lokasi rumah delapan warga itu.
trh