SOLOPOS.COM - Puluhan calon abdi dalem baru belajar tata cara berjalan dalam acara gladhen calon abdi dalem keprajan di Bangsal Gadri Kasatrian, Kompleks Kraton Ngayogyakarta, Yogyakarta, Selasa (28/01/2014). Sebanyak 77 calon abdi dalem keprajan dan 40 abdi dalem lama yang akan naik pangkat menjalani pelatihan tersebut sebagai sarana pembelajaran tentang tata cara berbahasa bagongan, tata cara berbusana, tata cara berjalan hingga tata cara menerima serat kekancingan. Gladhen juga sebagai upaya mempersiapkan abdi dalem baru saat diwisuda pada Selasa, 4 Februari 2014. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA- Abdi dalem keprajan maupun punakawan yang mengabdi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat wajib melestarikan budaya Jogja.

“Abdi dalem wajib melestarikan budaya Jogja lebih dari warga yang lain,” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada silaturahim dan syawalan abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Bangsal Kepatihan Jogja, Rabu (27/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, abdi dalem yang masih aktif bertugas di pemerintahan wajib untuk merancang dan memanfaatkan dana keistimewaan (danais) untuk program kebudayaan masyarakat. Hal itu tentu saja harus sesuai dengan aturan yang ada.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu juga harus mengedepankan skala prioritas demi kesejahteraan masyarakat. Hal itu seperti yang tertera pada surat “ajipamasa”.

“Hal itu diharapkan bisa memacu berkembangnya kegiatan-kegiatan lain yang membangkitkan prakarsa masyarakat agar bisa mandiri,” kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ia mengatakan hal itu dilakukan dengan semangat “golong gilig” bertekad menjadi satu, manunggal dengan pemerintah, para empu, akademisi dan kaum cendekiawan, pemerhati budaya dan seni serta seluruh masyarakat.

“Kami mempunyai kewajiban meneruskan warisan leluhur Mataram, seperti pepatah ‘wong agung ngeksigondo amangun karyenas tyasing sasama’, yang berarti mewujudkan sesuatu yang besar bagi negara, khususnya bagi seluruh masyarakat,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudhaningrat mengatakan masyarakat diharapkan lebih meningkatkan upaya untuk pelestarian budaya terutama budaya adiluhung Jogja.

“Pelestarian budaya itu dilakukan bersama dengan pemerintah, akademisi, dan kalangan dunia usaha,” katanya.

Silaturahim dan syawalan itu diikuti 800 abdi dalem keprajan dan punakawan yang mengenakan pakaian adat jawa berupa surjan dan blangkon untuk pria dan kebaya bagi perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya