SOLOPOS.COM - Jenazah Mustafa diusung setelah dibunuh oleh Baginda Suleiman (Youtube)

Abad Kejayaan ANTV malam ini berlanjut dengan kisah mengharukan Mustafa yang harus meregang nyawa di tangan sang ayah.

Solopos.com, SOLO – Serial Abad Kejayaan ANTV, Rabu (22/7/2015) malam ini, dilanjutkan dengan kisah Mustafa pergi menemui ayahnya di tenda. Ia tak mau menggubris kendati keluarga terdekatnya sudah melarangnya menemui Baginda yang sudah menganggapnya sebagai seorang pengkhianat.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Di tenda, Baginda terlihat menahan emosi. Ditariklah napas dalam-dalam dari hidungnya. Di saat bersamaan, algojo yang terdiri dari beberapa orang mengenakan pakaian hitam masuk ke tenda. Mustafa terlihat tak percaya dengan tindakan ayahnya yang akan mengeksekusi dirinya.

Mustafa berusaha menjelaskan kepada Baginda bahwa ia tak pernah mengkhianatinya, tapi Baginda tak mempercayai anak sulungnya itu. Mustafa dengan kekuatan yang ia miliki berusaha melawan algojo. Namun sayang, jumlah algojo yang banyak membuatnya tak berdaya. Mustafa tewas dijerat tali oleh algojo.

Setelah Mustafa tewas, Baginda meminta para algojo pergi. Baginda menggendong anaknya yang sudah tak bernapas. Hatinya begitu sakit melihat anak sulungnya tiada. Sekelumit bayangan saat Mustafa masih anak-anak terlintas di pikirannya. Berkali-kali ia memanggil anaknya itu, tapi tak ada jawaban.

Baginda menemukan surat yang ditulis Mustafa untuknya sebelum ia meninggal. Di surat tersebut Mustafa menuliskan bahwa ayahnya melakukan kesalahan besar karena telah membunuhnya. Mustafa juga menegaskan dirinya tidak pernah mengkhianati ayahnya.

Jenazah Mustafa ditandu keluar dari tenda. Semua prajurit tertunduk dan tak kuasa menahan rasa sedih kehilangan seorang pangeran yang sangat mereka hormati.

Di prosesi pemakaman Musfata, Mahidevran datang dengan keretanya. Menggenakan pakaian serba hitam, Mahidevran tak bisa membendung kesedihannya. Terlihat juga istri dan anak kesayangan Mustafa, Mehmet, datang di prosesi pemakaman itu.

Di hadapan jenazah Mustafa, Mahidevran menangis histeris. Ia terus meneriakkan nama Mustafa. Mahidevran seperti kehilangan hidupnya setelah anak satu-satunya yang sangat ia banggakan meninggal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya