SOLOPOS.COM - Lukisan Selim II (de.academic.ru)

Abad Kejayaan Antv kali ini mengulas sisi sejarah kepemimpinan Selim II.

Solopos.com, SOLO — Serial Turki Abad Kejayaan Antv berakhir dengan kisah kematian Baginda Suleiman. Kepemimpinan selanjutnya secara otomatis jatuh ke tangan Selim, yang dalam sejarah disebut sebagai Selim II.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagaimana Solopos.com himpun dari pelbagai sumber, Rabu (26/8/2015), dalam masa kepemimpinan Selim II yang tercatat sekitar delapan tahun, yaitu periode 1566-1574, ia pernah membuat ekspedesi militer ke Aceh, Indonesia.

Menurut sejarah, ekspedisi militer di bawah perintah Selim II tersebut sebagai bentuk respons Utsmaniyah terhadap petisi permohonan bantuan dari Sultan Aceh.

Ekspedisi militer ke Aceh tersebut ter jadi pada September 1567, sementara tercatat dalam sejarah, Sultan Aceh ketika itu adalah Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir atau Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar.

Petisi Sultan Aceh tersebut sebenarnya sudah dikirim ke Turki saat Suleiman masih hidup. Belum sampai petisi kerja sama tersebut terwujud, Suleiman meninggal dan akhirnya kelanjutan respons Turki terhadap permintaan Aceh terlaksana pada masa kepemimpinan Selim II.

Ketika itu, dikisahkan dalam sejarah Ottoman, Selim II mengirim ratusan pasukan ke Aceh di bawah arahan dan komando Laksamana Kurdoglu Hizir Reis dari Suez. Pasukan tersebut membantu Kerajaan Aceh dalam melawan Portugis yang terus menghabisi rakyat Aceh.

Ratusan pasukan yang dikirim Selim II ke Aceh ini sudah termasuk para ahli senjata, penembak, dan ahli-ahli teknik. Tak hanya memberi bantuan dalam bentuk kekuatan fisik lewat para pasukan dari Turki, para ahli teknik dari Turki juga mengajari Kerajaan Aceh untuk membuat meriam dan persenjataan tempur lainnya.

Namun perlu diketahui, ratusan pasukan Turki sekitar 500 pasukan yang dikirim Selim II ke Aceh sebenarnya sudah terkurangi, lantaran sebagian pasukan akhirnya dialihkan untuk menghadapi pemberontakan di Yaman. Pemberontakan di Yaman ini, berhasil diredam pasukan militer Selim II pada 1971.

Dalam sejarah tercatat, hubungan antara Kerajaan Aceh dan Kesultanan Utsmaniyah sudah terjalin sejak lama. Ketika kekuasaan Aceh berada di bawah kepemimpinan Sultan Mansyur Syah, tercatat Aceh juga menjalin kerja sama dengan Prancis untuk menguatkan posisinya dalam memerangi Portugis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya