SOLOPOS.COM - Selim dan Beyazid (Twitter)

Abad Kejayaan Antv kali ini mengulas sisi sejarah kehidupan Selim sebagai pewaris tahta Suleiman.

Solopos.com, SOLO — Kematian sang ayah, Suleiman pada 1566, membuat Selim II atau yang dikenal sebagai Selim dalam serial Turki Abad Kejayaan, naik tahta sebagai Sultan Ottoman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tercatat dalam pelbagai sumber sejarah yang Solopos.com himpun, Rabu (19/8/2015), Selim lahir pada 28 Mei 1524 di Konstantinopel. Sebagaimana dalam sejarah, ia lahir sebagai anak keempat Hurrem, setelah kelahiran tiga kakaknya, Mehmed, Mihrima, dan Abdullah. Khusus Abdullah, tidak begitu terekspos publik lantaran meninggal saat usia masih kecil.

Kepemimpinan Selim II

Perjalanan Selim II menuju kursi kekuasaan sebagai Raja Ottoman cukup berliku. Setelah kematian sang kakak tiri, Mustafa, hubungan antara Selim dan adiknya, Bayezid memburuk.

Selim dan Bayezid terlibat persaingan sengit memperebutkan kekuasaan hingga keduanya berperang dan mengakibatkan kemarahan sang ayah, Suleiman. Nasib nahas Bayezid yang akhirnya dituduh melakukan pemberontakan, lalu dieksekusi, memuluskan langkah Selim melenggang di posisi pewaris tahta satu-satunya. [Baca juga: Catatan Sejarah Kematian Nurbanu]

Saat Suleiman meninggal pada 1566, posisi raja pun ditempati Selim. Ada beberapa kontroversi dalam kepemimpinan Selim yang berlangsung pada 1566-1574.

Sebagian sumber sejarah menyebut kepemimpinan Selim buruk karena kabarnya dalam setiap keputusan keperintahan, Selim selalu mengandalkan sang wazir, yaitu Lala Mustafa. [Baca juga: Catatan Sejarah Eksekusi Tragis Bayezid Bersama Empat Anak Lelakinya]

Namun, ada pula yang menyebut Selim tidak sepenuhnya bergantung kepada sosok Lala, karena pada suatu ketika Selim melengserkan jabatan Lala lantaran menganggap Lala gagal memimpin perang di Yaman. Posisi Lala pun diganti oleh Koca Sinan. [Baca juga: Catatan Sejarah Hurrem Meninggal Tak Lama Setelah Cihangir, Puisi Suleiman Kenang Sang Istri]

Selim dianggap sulit menandingi pesona kepemimpinan sang ayah, Suleiman. Ia menjadi pemimpin yang dianggap publik pada umumnya sebagai pemimpin yang tidak memiliki cukup pengalaman soal kemiliteran, berbeda dengan sang adik Bayezid yang dikenal cerdas dan pemberani.

Kematian Selim II

Disebut sebagai Selim II karena putra Suleiman-Hurrem ini mengikuti nama sang kakek, yang tak lain adalah ayah Suleiman, yaitu Selim I.

Berbeda dengan kematian sang ayah yang terkesan terhormat setelah menuntaskan peperangan, kematian Selim diwarnai dengan kisah tragis. Ia tercatat meninggal dunia karena mengalami cedera kepala, setelah terjatuh di kamar mandi. Selim pun meninggal saat berusia 50 tahun, pada 15 Desember 1574.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya