SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Abad Kejayaan Antv memasuki episode saat Cihangir meregang nyawa.

Solopos.com, SOLO — Bagi Anda penggemar serial Abad Kejayaan Antv atau Muhtesem Yuzyil pasti mengetahui tokoh Cihangir. Sebagaimana di serial tersebut, dalam sejarah Ottoman, Cihangir adalah putra bungsu Suleiman dan Hurrem.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan sata yang Solopos.com himpun dari pelbagai sumber sejarah Ottoman, Sabtu (25/7/2015), sejak kecil Cihangir sakit-sakitan. Di antara saudara-saudaranya, Cihangir meninggalkan catatan sejarah paling sedikit lantaran hidupnya tidak panjang. [Baca juga: Catatan Sejarah Kekhasan Makam Mustafa di The Muradiye Complex Bursa]

Lahir di Istanbul, 9 Desember 1531, Cihangir kecil kerap bermasalah dengan kesehatannya. Kondisi tersebut semakin parah ketika ia dewasa. Dalam sejarah Ottoman, Cihangir digambarkan sebagai keturunan Hurrem yang paling cerdas. [Baca: Catatan Sejarah Sastrawan Turki Ciptakan Puisi Gambarkan Kematian Tragis Mustafa]

Cihangir juga digambarkan sangat menyayangi sosok Mustafa—putra Mahidevran—yang tak lain adalah kakak tirinya. Dikisahkan dalam sejarah, Cihangir sakit keras saat mengetahui Mustafa dieksekusi Suleiman, ayahnya sendiri. [Baca juga: Sejarah Anak-Anak Hurrem]

Kesedihan Cihangir atas kematian Mustafa inilah yang membuat kondisi kesehatannya semakin lemah. Dalam sejarah Ottoman tidak disebutkan Cihangir mengonsumsi obat yang mengandung zat aditif dan psikotropika seperti opium.

Cihangir hanya dikisahkan meninggal saat dalam perjalanan. Entah perjalanan perang atau perjalanan menuju suatu tempat, tidak ada keterangan sejarah mengenai ini. Sementara dilansir Tune.pk, Cihangir meninggal saat di Aleppo.

Cihangir mengembuskan napasnya di tahun yang sama saat Mustafa dieksekusi, yaitu tahun 1553. Ia meninggal pada tanggal 27 November 1553. Saat itu, tercatat Cihangir berusia 21 tahun.

Dalam rangka mengenang kematian Cihangir, arsitek Ottoman pada masa itu, Mimar Sinan membangun masjid dari kayu di lingkungan sekitar Istanbul bernama Sehzade Cihangir.

Kekhasan masjid Cihangir ini menghadap ke Bosphorus. Arah Bosphorus inilah yang menjadi simbol untuk peringatan kematian Cihangir.

Sementara, jasad Cihangir dikebumikan di kawasan perkuburan Sehzade di Istanbul. Makam Cihangir berdekatan dengan makam kakaknya, Sehzade Mehmed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya