SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan beras. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Bantuan sosial (bansos) pangan beras yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mulai disalurkan kepada 99.742 keluarga miskin atau keluarga penerima manfaat (KPM) di Wonogiri. Bantuan itu diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan keluarga kurang mampu di tengah tingginya harga beras di pasaran.

Kepala Bidang Ketersediaan Stabilitas dan Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Wonogiri, Niken Kuntari, mengatakan pemerintah berencana memberikan bantuan pangan beras selama enam bulan awal 2024.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bantuan ini sebagai tambahan di luar dari bansos reguler seperti Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Menurut Niken, bansos beras itu merupakan lanjutan dari bansos serupa pada Maret-Mei 2023 dan September-Desember 2023.

Hanya, jumlah penerima bantuan sosial pangan beras di Wonogiri saat ini berbeda dibanding periode sebelumnya, yaitu sebanyak 99.742 KPM. Per KPM menerima 10 kg beras. Pada awal bansos pangan bergulir, di Wonogiri ada 101.161 KPM dan 96.760 KPM.

Penyaluran bansos pangan beras untuk alokasi Januari 2024 baru bisa dilaksanakan pada akhir Januari-6 Februari 2024. Kemudian bansos untuk alokasi Februari akan digulirkan pada akhir bulan, begitu seterusnya.

Niken menyampaikan basis data penerima bansos pada periode ini juga berbeda dari sebelumnya. Pada 2023, basis data penerima bansos itu menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola Dinas Sosial.

Menjaga Ketahanan Pangan Keluarga Kurang Mampu

Sementara basis data penerima bantuan sosial pangan beras saat ini berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Wonogiri yang sudah terverifikasi.

Dia mengatakan dari 99.742 KPM penerima bansos yang ditentukan pemerintah pusat, sebanyak 10.704 KPM tidak valid nama dan alamatnya setelah diverifikasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Wonogiri.

Namun, data KPM yang tidak valid itu diganti KPM yang masuk P3KE tetapi belum terdaftar sebagai penerima bansos itu sebelumnya.

”Jadi jumlah penerimanya tetap sesuai dengan alokasi yang diberikan pemerintah pusat. Bansos ini tujuan utamanya untuk menjaga ketahanan pangan keluarga kurang mampu karena harga beras naik terus akibat inflasi dan anomali cuaca tahun lalu,” kata Niken saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (5/2/2024).

Niken menyebutkan harga beras di Wonogiri beberapa bulan belakangan ini mengalami tren kenaikan. Kenaikan harga itu membuat beras paling banyak berkontribusi terhadap inflasi Wonogiri selama setahun terakhir. Harga beras naik disebut lantaran produksi beras secara umum berkurang akibat fenomena El Nino.

Meski demikian, lanjutnya, sebetulnya secara teoretis produksi beras di Wonogiri masih surplus 166.845 ton pada 2023. Dia menyebutkan kebutuhan beras di Wonogiri pada tahun lalu sebanyak 97.670 ton/tahun, sedangkan produksinya 264.515 ton/tahun

“Cuma kalau dilacak di mana dan ke mana saja beras itu, susah. Kebanyakan, begitu panen sudah banyak lari keluar daerah. Sebab kalau kami ke pengusaha penggilingan padi, banyak yang bilang sekarang susah cari gabah lokal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya