SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI – Boyolali menempati urutan ketiga daerah berpenduduk miskin di Soloraya berdasarkan data BPS 2019. Jumlah warga miskin di Boyolali mencapai 93.750 jiwa atau 9,53 persen dari total penduduk 983.557 jiwa.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali, Sugita, mengatakan salah satu indikator warga miskin, yakni pengeluaran per kapita per bulan tidak lebih dari Rp332.996.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kita tidak bisa bisa mendata pemasukan seseorangan. Sebab, banyak penduduk yang selalu memanipulasi pendapatan mereka. BPS melihat indikator warga miskin berdasarkan pengeluaran per kapita per bulan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Senin (6/1/2020).

Data angka kemiskinan sepanjang 2019 itu turun dibandingkan 2018 yang mencapai 98.200 jiwa atau 10,04 persen dari 978.515. Persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,53 persen menurun 0,51 persen dari 2018.

Ekspedisi Mudik 2024

“Secara umum, pada periode tahun 2012-2019 tingkat kemiskinan di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan dari tahun ke tahun baik dari sisi jumlah maupun persentase. Kami tak memerinci persebaran angka miskin di masing-masing kecamatan,” sambung Sugita.

Jika mengacu angka kemiskinan berdasarkan persentase, maka Boyolali termasuk tertinggi ketiga di Soloraya. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Angka kemiskinan bisa dilihat dari dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan dimensi lainnya.

“Ada dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan,” imbuh Sugita.

Pada Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami penurunan di bandingkan Maret 2018. Jumlahnya penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan sekitar 1,02. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan turun menjadi 0,30.

Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, saat rapat koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Boyolali, pada 19 Desember 2019, mengatakan mengatasi kemiskinan itu tidak mudah.

Semakin kecil angkanya semakin tidak mudah untuk menurunkannya. Menurut Said Hidayat, yang lebih tahu kemiskinan itu warga di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, hingga RW dan RT.

Lembaga RT lebih tahu persis siapa yang miskin di lingkungannya. Lembaga itu sudah terstruktur ke atas hingga ke kabupaten. “Maka TKPKD menekan angka kemiskinan dengan pendekatan struktural,” ujarnya.

Said Hidayat menyampaikan kemiskinan itu tidak kelihatan karena bisa dilihat dari dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan dimensi lainnya. Pihaknya berharap adanya sinergitas program penanganan kemiskinan agar lebih optimal.

Salah satu langkah yang dilakukan yakni Pemutakhiran Data Basis Terpadu (PBDT) yang menjadi acuan penanggulangan kemiskinan serta meminta semua pihak untuk mengecek dan menganalisa data kemiskinan di Boyolali.

“Karena komitmen kita, serius melaksanakan tugas, bagaimana menangani kemiskinan di Kabupaten Boyolali. Sehingga apa yang menjadi tujuan Kabupaten Boyolali menjadi nol persen mampu kita wujudkan,” ujar Said Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya