SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dok/JIBI/Solopos)


Drainase (kiri) di samping saluran sekunder daerah irigasi Waduk Cengklik kiri, tepatnya di sekitar Pilangsari, Potronayan, Nogosari, Boyolali, Rabu (26/9/2012), terlihat masih kondisi bagus. Sementara 90 persen drainase dari 14 km panjang saluran tersebut dinyatakan rusak. (Espos/Oriza Vilosa)

BOYOLALI–Setelah sukses uji air, saluran sekunder daerah irigasi (DI) Waduk Cengklik kiri, dinilai masih butuh penyempurnaan. Saat ini, 90 persen drainase saluran itu dinyatakan rusak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Nogosari, Paiman, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (26/9). “Jika stok air Waduk Cengklik terjaga, saluran masih bisa menjangkau daerah sasaran paling ujung, yakni Desa Jeron, Nogosari. Tapi saat ini saluran sekunder masih butuh penyempurnaan. 90 Persen drainasenya rusak,” ungkapnya.

Drainase itu, lanjut dia, merupakan saluran pendamping saluran sekunder yang idealnya terawatt dan berfungsi. Drainase berfungsi sebagai saluran lapis menampung aliran air permukiman agar tak bercampur dengan air irigasi.

“Jika tak ingin mempercepat pendangkalan saluran induk ya harus diaktifkan drainasenya dulu karena air permukiman membawa lumpur lebih banyak, itu terjadi saat musim hujan. Saat ini beberapa drainase beralih fungsi sebagai lahan menanam,” tandasnya.

Selain itu, lanjut Paiman, perlu perbaikan tanggul. Permukaan tanggul di sekitar saluran berfungsi memfasilitasi petugas dalam inspeksi dan perawatan. Sebagai informasi, saluran sekunder itu memiliki panjang 14 km melintasi Sobokerto, Ngesrep, Kenteng, Potronayan, Sembungan dan Jeron.
Setelah uji alir saluran itu, sebulan lalu, petani di beberapa wilayah tadi mulai bersepekulasi menanam padi.

Padahal, petani tak bisa menjalankan tata tanam padi-padi-palawija sebelum mendapat pasokan irigasi dari saluran Cengklik kiri. “Kenteng ada 25 ha dan Potronayan 25 ha yang mulai menanam padi. Padahal MT III seperti ini mestinya tanam palawija. Itu indikasi harapan petani atas saluran sekunder ini,” tambah Paiman.

Sementara penanggung jawab saluran tersebut, yakni Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo, Sri Purwanto, belum menanggapi masalah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya