SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Jembatan penghubung Kebayanan Gondanglegi dan Sumberejo di wilayah Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, ambrol pada Sabtu (13/4/2019).

Jembatan tersebut ambrol lantaran fondasi di sisi utara, wilayah Kebayanan Gondanglegi, tergerus arus air hingga akhirnya ambles pada pukul 14.15 WIB. Ambrolnya jembatan tersebut berakibat sembilan dukuh di wilayah Kebayanan Gondanglegi terisolasi dari wilayah Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga di kebayanan tersebut hanya memiliki akses alternatif sejauh 5 km dengan melewati wilayah Kabupaten Boyolali. Camat Miri, Ancil Sudarto, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu malam, menjelaskan fondasi jembatan sisi utara itu diduga tergerus sejak dua hari lalu saat arus sungai Gondanglegi banjir.

Setelah tergerus air sungai, kata dia, fondasi jembatan tersebut ambles dan otomatis lantai jembatan ikut turun ke sungai sehinngga jembatan putus.

“Jembatan itu tidak bisa dilewati. Ada jalan alternatif tapi lewat wilayah Boyolali dan jalannya rusak parah. Jalan alternatif itu jauhnya 5 km. Jadi jembatan itu menjadi akses satu-satunya bagi penduduk satu kebayanan Gondanglegi untuk ke balai desa, ke sekolah, dan akses publik lainnya. Kami berencana bekerja bakti membuat jembatan sesek pada Minggu [14/4/2019],” ujarnya.

Ancil mengatakan panjang jembatan itu 8 meter, lebar 4,5 meter, dan tinggi 7 meter. Jembatan sesek yang akan dibangun itu, kata dia, hanya bersifat darurat untuk akses sepeda anak-anak sekolah. Kalau untuk lewat motor, Ancil khawatir jembatannya tidak kuat.

“Kami berupaya untuk melapor ke Bupati dan meminta agar segera diperbaiki menggunakan dana tak terduga. Glogor besi jembatan masih utuh dan sebenarnya masih bisa digunakan,” katanya.

Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Suparman, ikut mengecek lokasi jembatan putus bersama Camat Miri dan tokoh masyarakat setempat. Dia menjelaskan umur jembatan itu sudah 15 tahun sehingga merupakan bangunan tua.

“Ada sembilan dukuh yang terisolasi di wilayah Gondanglegi. Yang terjun ke lokasi, selain BPBD dan Pak Camat, ada dari Kasi Trantib Kecamatan Miri, babinsa, dan aparatur pemerintahan desa,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya