SOLOPOS.COM - Unggahan Jang Hansol tentang Jeongin. (Youtube.com-Korea Reomit)

Solopos.com, SEOUL Kematian Jeongin, anak balita berusia 16 bulan yang diadopsi selama sembilan bulan menarik perhatian warga Korea Selatan dan jagat maya. Polisi Korsel yang dianggap tidak sigap menangani kasus anak balita disiksa tersebut membuat banyak orang geram dan mulai menyerukan suara.

Berbagai laman media sosial mulai dari Instagram, Youtube, hingga Twitter ramai memperbincangkan kasus anak balita Korsel disiksa tersebut. Salah satunya adalah youtuber asal Korea Selatan, Jang Han-sol,  yang mengunggah rekaman video yang mengangkat masalah Jeongin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut pemaparannya, Jeongin diadopsi pada bulan Januari 2020 oleh sepasang suami istri yang telah memiliki anak. Ibu angkat Jeongin bekerja sebagai penerjemah, sedangkan suaminya bekerja pada sebuah stasiun penyiaran.

Pahami Fengsui Arah Rumah Ini!

Ibunya juga memiliki pengalaman belajar di Amerika Serikat dan keluarga tersebut memiliki citra yang cukup baik. Dapat dikatakan mereka mampu membiayai dan mengasuh Jeongin.

Hansol juga mengungkapkan kronologi kasus kematian Jeongin berdasarkan investigasi stasiun televisi SBS. Kematian Jeongin diduga akibat penyiksaan dari orang tua angkatnya.

Berdasarkan hasil investigasi, ada tiga laporan dugaan kekerasan pada anak yang diabaikan oleh polisi setempat. Laporan dugaan kekerasan pada anak yang terakhir bahkan disertakan analisis dari dokter tetapi tetap diabaikan oleh polisi.

Bahkan Fengsui Atur Posisi Tangga

Puncak dari kasus anak balita disiksa tersebut ialah pada tanggal 13 Oktober 2020, Jeongin mengalami penyiksaan hingga akhirnya mengalami henti jantung. Jeongin sempat diselamatkan oleh dokter dan dilakukan  X-ray.

Hingga Patah Tulang

Penemuan mengejutkan saat hasil dari X-ray tersebut mengungkapkan beberapa bagian tulang Jeongin patah dan di antaranya sudah tersambung dengan sendirinya. Ditemukan pendarahan dan gelembung udara pada perut Jeongin serta pankreas yang terpotong.

“Kalau di perut ini dipenuhi dengan darah, dan juga ada gelembung udara, itu sama aja kayak perut itu mulai membusuk, dan sakitnya itu katanya to the max, udah sakit banget katanya,” ujar Hansol.

Ini Alasan Hukum Gisel Jadi Tersangka

Akibat dari kondisi tersebut, Jeongin terlihat mengalami apathetic, yakni kondisi seseorang tanpa emosi. Dalam rekaman closed circuit television pada taman kanak-kanak, Jeongin terlihat hanya duduk diam meringkuk tanpa melakukan aktivitas sebagaimana lazimnya anak seusianya.

Jeongin diduga sedang menahan rasa sakit akibat kekerasan. Kondisi mengenaskan Jeongin itu diduga akibat kekerasan yang terus menerus dilakukan orang tua angkatnya.

Dalam unggahan tersebut dipaparkan juga kemungkinan kekerasan yang dilakukan pada anak balita tersebut.

Ini Zodiak Beruntung dan Sukses di 2021

Pembelaan yang dilakukan oleh orangtua Jeongin mengungkapkan bahwa kejadian tersebut merupakan ketidaksengajaan. Adapun yang dikatakan oleh ayah angkatnya bahwa kejadian anak balita diduga disiksa itu bukan hasil kekerasan, tetapi memang dikarenakan kulit Jeongin yang gelap serta tanda lahirnya.

Sidang lanjutan kasus kematian Jeongin digelar Rabu (13/1/2021). Publik masih menunggu kabar mengenai putusan kasus tersebut.  Sebelum persidangan, banyak orang-orang yang menuliskan pesan tertulis untuk pengadilan supaya hukuman tersebut tidak diringankan dan diberatkan.

Desakan yang disampaikan publik Korsel melalui dunia maya itu membuat kasus Jeongin mendunia. Pesan "Jeongina mianhae" alias “mohon maaf Jeongin” bahkan juga disampaikan para idol K-Pop sehingga menyebar pula lintasnegara melalui fans mereka dan meninggalkan jejak viral di media sosial.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya