SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

ILUSTRASI (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN--Aparat Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polres Sragen berhasil merazia sebanyak 89 pasangan mesum dan 14 pekerja seks komersial (PSK) selama Maret-Juni 2012. Puluhan pasangan mesum dan belasan PSK tersebut ditangkap dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) di sejumlah hotel yang menyebar di Bumi Sukowati.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Operasi pekat itu hingga Jumat (15/6/2012) masih berlangsung. Aparat kembali merazia sebanyak dua pasangan tak resmi di Hotel Sukowati. Kasat Sabhara Polres Sragen, AKP Hartono, memerintahkan Komandan Dalmas, Bripka Tukina, untuk terus menggiatkan operasi pekat. Sasaran operasi pekat bukan hanya merazia pasangan mesum dan PSK melainkan juga gelandangan, pengamen, pengemis, minuman keras dan perjudian.

Puluhan pasangan gelap itu sebagian besar dirazia di Hotel Sukowati yang terletak di pinggir Jl ring road utara, Desa Pilangsari, Ngrampal. Mereka menggelar operasi dengan melibatkan minimal 20 personel Sabhara. Mereka mengosek hotel-hotel kecil yang ada di wilayah Kota Sragen dan sejumlah wilayah lainnya.

“Untuk penanganan PSK, gelandangan dan pengemis, kami bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja-red), Dinas Sosial (Dinsos) dan Pemkab Sragen. Untuk PSK diberi pembinaan dan dikirim ke Griya Wanita Utama Solo. Sedangkan untuk pengemis dan gelandang diusaha untuk dikembalikan ke daerah asal,” tegasnya Kasat Sabhara, AKP Hartono, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, saat dijumpai Soloppos, Jumat siang.

AKP Hartono menerangkan dalam penanganan masalah disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Untuk pengemis tua, lanjut dia, biasanya dibina di internal Dinsos sendiri. Demikian pula, untuk pasangan gelap, ujar dia, juga hanya dibina di internal Polres Sragen. Selama ini mereka hanya didata dan diminta membuat pernyataan tertulis agar tidak mengulangi perbuatannya.

“Kami juga kesulitan untuk menindak mereka karena tidak ada aturannya. Mau dilarikan ke tindak pidana ringan (tipiring) juga sulit. Akhirnya mereka ya dilepaskan saja. Dengan dirazia ini sebenarnya bisa memberi efek jera bagi pelaku. Minimal mereka tidak mengulanginya. Bagi PSK biasanya sudah pindah ke daerah lain. Dari sekian PSK dan pasangan gelap yang dirazia sebagian besar merupakan orang baru,” tuturnya.

Dalam menggelar operasi pekat, imbuh Hartono, dilakukan setiap saat karena hal itu merupakan tugas pokok dan fungsi Satuan Sabhara. Namun juga ada operasi khusus yang dikendalikan dari Mabes Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya