SOLOPOS.COM - Kasi Pengadaan dan Pengembangan Pertanahan BPN Boyolali, Djarot Sucahyo, saat diwawancara Solopos.com di Pulisen, Boyolali, Jumat (3/2/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIBadan Pertanahan Nasional (BPN) Boyolali berencana mengadakan tanah pembangunan sistem Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kv Ungaran-Pedan sirkuit 2 section 2 (Ampel-Pedan) di Boyolali pada 2023 ini.

Kasi Pengadaan dan Pengembangan Pertanahan BPN Boyolali, Djarot Sucahyo, mengungkapkan pengadaan tanah pembangunan SUTET tersebut dalam rangka pendistribusian sumber daya listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati di Jepara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Itu SUTET-nya di PLTU Tanjung Jati, ditarik sampai Ungaran. Nah, sekarang didistribusikan sampai ke Klaten. Jadi Ungaran-Pedan, kami masuk dalam jaringan yang Ampel-Pedan,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/2/2023).

Ia mengungkapkan pengadaan tanah meliputi sembilan desa dan lima kecamatan di Boyolali. Total, akan ada 33 tapak tower.

“Itu terdiri dari 86 bidang kepemilikan. Ada Desa Ngampon dan Ngargosari di Kecamatan Ampel, Jelok di Cepogo, Penggung dan Winong di Boyolali Kota, Pusporenggo di Musuk, Kemiri, Karangnongko, serta Tambak di Mojosongo,” ungkap dia.

Berdasarkan data dari BPN, 86 bidang tanah tersebut seluas 34.643 meter persegi. Saat ini BPN Boyolali sedang membentuk panitia pelaksana.

Kepala Desa (Kades) Jelok, Suparno, membenarkan akan ada pembangunan SUTET di daerahnya yang berada di tiga petak lahan. Ketiga petak itu terdiri atas satu tanah kas desa dan dua tanah warga. Tiga petak tanah tersebut terletak di Dukuh Sidodadi, Desa Jelok.

“Kalau dari Pemdes [Pemerintah Desa] ibaratnya jika diperintah atasan ya kami siap,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (7/2/2023).

Ia pribadi mengaku tak ada masalah, tetapi sebelumnya warga sempat khawatir terkait efek keselamatan jika tanah mereka di bawah SUTET. Beberapa ketakutan masyarakat, seperti jika turun hujan atau terdapat kilat/petir mereka harus bagaimana.

“Awalnya warga agak khawatir, tapi akhirnya sudah dijelaskan. Semua yang dikhawatirkan ditanyakan warga, akhirnya dijelaskan dan aman. Itu penjelasan yang kami terima,” kata dia.

Ia mengungkapkan walaupun sempat khawatir, warga selalu kooperatif ketika diundang untuk membahas terkait pembangunan SUTET di Desa Jelok.

“Harapannya, selaku Pemdes tolong dijaga keamanan warga. Kami merasa ini memang perintah, tapi untuk tanggung jawab berikutnya kan dari atasan, mau menjaga bagaimana SUTET itu aman bagi warga,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya