SOLOPOS.COM - Ilustrasi TKI

Ilustrasi TKI

SOLO—Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) membidik jumlah TKI formal yang bekerja di luar negeri berada di porsi angka 85%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, menurut Sekretaris Umum BNP2TKI, Edy Sudibyo, dari 500.000 TKI yang bekerja di luar negeri baru 52% yang masuk sebagai tenaga kerja formal. Sisanya, atau 48% masih bekerja di sektor informal. Dari komposisi itu, pihaknya belum bisa mengukur apakah TKI tersebut termasuk tenaga kerja yang profesional atau belum profesional. Meskipun berada di sektor informal, dia berharap TKI tetap bisa bekerja secara profesional.

“Semakin tahun jumlah TKI akan terus bertambah. Dan kami pun berupaya agar TKI itu masuk sebagai tenaga kerja formal, syukur-syukur menjadi TKI mandiri, dengan gaji yang lebih tinggi dan mampu menjaga keamanan dirinya sendiri. Bolehlah tenaga kerja informal itu masih ada, tapi harapannya porsinya tidak banyak lagi,” kata Edy, kepada wartawan, seusai penandatanganan MoU BNP2TKI dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terkait pengelolaan Terminal TKI Bandara Adi Soemarmo Solo, Selasa (30/4).

Untuk penempatan TKI formal itu, kini juga mulai di arahkan tidak hanya ke sekitar negara Asia, tetapi juga sampai ke Eropa, New Zealand dan Australia. Untuk mencapai target 85% TKI formal, BNP2TKI akan melakukan analisis suplai dan demand TKI. Dari hasil analisis tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) agar kemampuan TKI bisa ditingkatkan, sehingga TKI bisa bekerja sebagai tenaga yang profesional.

Mengenai pengelolaan Terminal TKI Bandara Adi Soemarmo Solo, Edy menyampaikan bahwa layanan di terminal tersebut sempat terhenti ketika maskapai penerbangan Airasia menutup sementara penerbangan langsung Solo-Kuala Lumpur. “Saat ini sudah dibuka lagi. Dan rata-rata terminal itu melayani sekitar 60 hingga 70 TKI,” tambah Kabid Penempatan dan Perluasan TKI Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Solo, Agus Alwanto.

Memang, menurutnya, saat ini jumlah TKI yang dilayani di Terminal TKI menurun dibanding tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya frekuensi penerbangan luar negeri. Saat ini hanya ada dua maskapai yang melayani rute langsung ke luar negeri, yaitu Airasia ke Kuala Lumpur dan Silk Air ke Singapura. Itupun hanya tiga kali dalam sepekan. Menurut General Manager PT Angkasa Pura Bandara Adi Soemarmo Solo, Abdullah Usman, hingga saat ini belum ada rencana dari pihak maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan ke Solo.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Suharto meminta kepada pengelola Terminal TKI yaitu BNP2TKI untuk meningkatkan kualitas pelayanan di terminal tersebut, terutama yang menyangkut keamanan bagi para TKI. “Harapannya di terminal tersebut tidak ada lagi praktik percaloan dan penipuan yang merugikan TKI,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya