SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Beijing–Sebanyak delapan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah kerja KJRI Guangzhou dikarantina, terkait merebaknya wabah flu H1N1 (flu babi), namun demikian kesemuanya dinyatakan negatif.

“Setidaknya ada delapan WNI yang telah dikarantina oleh pihak berwenang, terkait wabah flu itu. Namun demikian setelah diperiksa lebih lanjut kesemuanya tidak ada yang positif,” kata Konjen KJRI Guangzhou, Harimawan Sujitno, Senin (13/7).

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Wilayah kerja KJRI Guangzhou mencakup provinsi Guangdong, wilayah otonomi khusus Guangxie, Provinsi Fujian, dan Provinsi Hainan.

Dari WNI yang dikarantina tersebut, umumnya mereka terduga kena flu setelah melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang dan kereta api, yang salah seorang penumpangnya menderita flu babi itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tapi setelah para WNI dikarantina selama satu hingga dua hari, ternyata tidak ada yang positif kena flu babi. Meskipun semula ada gejala panas dan batuk,” kata Harimawan.

Dia memperkirakan, kemungkinan adanya WNI yang dikarantina lagi tetap saja terbuka, mengingat arus lalu lintas masyarakat Indonesia yang datang ke wilayah kerja KJRI Guangzhou sangat tinggi.

“Kemungkinan untuk bertambah bisa saja jika melihat tingginya masyarakat Indonesia yang datang ke senini,” katanya.

Selama WNI berada dikarantina, katanya, pihak KJRI Guangzhou tidak bisa menemui mereka, tapi hanya bisa terus memantau keberadaan mereka dari pihak berwenang yang melakukan karantina.

Harimawan menyangkal bila dikatakan WNI yang dikarantina disamakan dengan penjahat, sehingga harus dipenjara dan tidak bisa bertemu dengan pihak yang diinginkan.

“Saya minta pengertian kepada masyarakat Indonesia yang dikarantina bahwa karantina sangat beda jauh dengan penjara. Karantina adalah suatu bentuk keselamatan kepada diri sendiri dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk penyembuhan atau untuk mendeteksi adanya penyakit atau tidak,” ungkapnya menegaskan.

Dia mengakui bahwa terdapat beberapa masyarakat Indoensia yang dikarantina merasa tidak nyaman, karena ruang geraknya sangat terbatas, tidak bisa pergi ke mana-mana dan tidak bisa berjumpa dengan siapa-siapa.

“Memang ruang gerak mereka menjadi terbatas. Tapi KJRI Guangzhou tetap memantau kondisi dan keberadaan masyarakat Indonesia yang dikarantina. Saya jamin,” katanya menambahkan.

KJRI Guangzhou menilai, selama ini pihak berwenang telah bersikap kooperatif dan membantu seluruh warga Indonesia yang dikarantina dan tidak menyia-nyiakan mereka, sehingga menjadi hidup lebih sulit.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya