SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Desa Jambanan bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Sidoharjo, Sragen, melakukan pengasapan atau fogging di Dusun Jipangan, Jumat (11/1/2019).

Fogging dilakukan setelah ada delapan warga setempat yang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) beberapa waktu terahir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.om di lokasi, fogging dilakukan dua petugas Puskesmas Sidoharjo. Keduanya mendatangi satu per satu rumah warga. Mereka mengasapi setiap sudut rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu, halaman rumah, saluran drainase dan lain-lain.

Proses fogging itu disaksikan warga sekitar. Sebelumnya mereka sudah diberi masker supaya tidak banyak menghirup asap yang dapat membahayakan pernapasan.

Fogging tersebut dilakukan setelah terdapat delapan warga yang terkena demam berdarah dengue (DBD) dalam dua pekan terakhir. Delapan warga itu rata-rata masih balita. Tiga anak di antaranya dinyatakan positif DBD.

Ketiganya sempat menjalani rawat inap di rumah sakit namun sekarang mereka sudah pulang. Sementara lima warga lain baru suspect atau dicurigai terkena DBD. Lima warga itu mengalami demam dan panas tinggi sama persis dengan gejala DBD.

“Setelah menjalani rawat jalan, lima warga itu sudah sehat lagi,” terang Kepala Desa Jambanan Sugino Welly saat ditemui wartawan di lokasi fogging.

Sugino mengakui adanya temuan kasus DBD dalam dua pekan terakhir itu membuat warganya khawatir. Mereka waswas penyakit DBD itu bisa menular kepada warga lain. Oleh karena itu, warga meminta dilakukan pengasapan supaya keberadaan nyamuk penyebab penyakit DBD bisa dibasmi.

Kepada warga, Sugino menegaskan pengasapan atau fogging itu adalah pilihan terakhir. Dia mengingatkan cara yang tepat untuk menanggulangi penyakit DBD adalah dengan memberantas sarang nyamuk.

“Saya selalu ingatkan warga supaya rutin menguras bak mandi minimal tiga hari sekali. Periksa lingkungan sekitar, jika ada kaleng bekas yang tidak terpakai silakan ditimbun. Memberantas sarang akan membunuh jentik-jentik nyamuk. Kalau pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Pengasapan belum sempurna kalau tidak dibarengi dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk,” jelas Sugino.

Sebelumnya, dua anak-anak asal Desa Duyungan di Kecamatan Sidoharjo dan Desa Jekawal di Kecamatan Tangen, Sragen, meninggal dunia karena DBD pada Desember 2018 lalu. Kedua anak tersebut meninggal karena mengalami dengue shock syndrome (DSS).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Fanni Fandani, mengungkapkan anak yang meninggal karena DBD itu berinisial R, 13, warga Jekawal, yang didiagnosis DSS dan meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Solo pada 17 Desember 2018 pukul 23.00 WIB.

Anak lainnya, N, 5, asal Duyungan, Sidoharjo, dengan diagnosis DSS dan meninggal di rumah sakit di Solo pada 24 Desember 2018 pukul 01.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya