SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV dan AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mencatat 49 kasus human immunodeficiency virus/acquired immune deficieny syndrome (HIV/AIDS) sepanjang Januari-September 2022. Delapan dari temuan kasus baru tersebut merupakan ibu hamil

Kasus baru itu menambah rentetan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Wonogiri menjadi 714 sejak 2001-September 2022. Dari jumlah kumulatif tersebut 450 orang dengan HIV (ODHA) masih hidup dan 264 ODHA telah meninggal dunia. 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan semakin melemah sehingga tubuh rentan terkena penyakit.

Sementara AIDS adalah kondisi stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh melawan infeksi sudah hilang.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo, mengatakan ada penambahan 18 kasus sejak semester pertama 2022. Pada Januari-Juni 2022 ditemukan kasus baru sebanyak 31 kasus. 

Baca Juga: Ini Kendala Penanggulangan HIV di Wonogiri hingga Jadi Fenomena Gunung Es

Heteroseksual atau seks berbeda jenis kelamin masih menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV dibandingkan faktor risiko lain seperti laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), perinatal, atau ibu rumah tangga (IRT). Hingga September 2022, faktor risiko heteroseksual tercatat sebanyak 35 kasus, sementara jumlah kumulatif sejak 2001 sebanyak 486 kasus. 

Hal itu terpaut jauh dengan faktor risiko lain pada waktu yang sama dengan LSL sebanyak 10 kasus, dan IRT sejumlah 3 kasus.

“Ada delapan ibu hamil yang terkonfirmasi HIV pada 2022 hingga September. Tiga di antaranya masuk faktor risiko IRT dan lima yang lain masuk faktor risiko heteroseksual. Lima kasus itu tidak masuk dalam faktor risiko IRT lantaran mereka belum atau tidak mempunyai pasangan resmi,” kata Wati sapaan akrab Satyawati saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya di Dinkes Wonogiri.

Menurut Wati,  jumlah temuan kasus baru ibu hamil pengidap HIV sebanyak itu terbilang banyak dibandingkan dengan temuan kasus yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Di tahun-tahun sebelumnya kasus HIV pada ibu hamil hanya berkisar dua-tiga kasus. Sementara itu, kasus HIV pada faktor risiko LSL juga menunjukkan tren meningkat.

Baca Juga: Awas! Kondom Bisa Bocor, Ini Kemungkinan Penyebabnya

“Triwulan III tahun ini saja, kasus HIV pada LSL ada 10 kasus. Pada triwulan II kasus HIV pada  LSL berjumlah 8 kasus. Sejak 2017 tren kasus pada LSL ini hampir selalu naik,” ujar dia.

Dia menambahkan, semua orientasi seksual yang aktivitas seksualnya terdapat penetrasi dan dilakukan secara berganti-ganti pasangan sangat berisiko tinggi menularkan HIV. 

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS, Supriyo Heryanto, menyampaikan adanya peningkatan tren pada LSL tidak lepas dari peran penjangkau kelompok dukung sebaya (KDS) Gajah Mungkur dalam memberikan edukasi dan deteksi dini kepada kelompok LSL. 

“Mereka melakukan pemetaan pada populasi kunci seperti LSL, wanita penjaja seks (WPS), dan waria. Kami sudah mendapatkan estimasi jumlah LSL di Wonogiri sebanyak 268. Dari jumlah itu, 214 di antaranya sudah dilakukan konseling tes HIV,” ujar Supriyo.

Baca Juga: Catat Lur! Ini Agenda Donor Darah di PMI Wonogiri Sepanjang November 2022

Anggota KDS Gajah Mungkur, Lastri, mengatakan pihaknya sudah berupaya menjangkau populasi kunci sejak 2020. Penjangkauan dilakukan dengan cara observasi di hotspot yang diduga menjadi tempat kumpul mereka. Termasuk memantau mereka di aplikasi-aplikasi yang kerap digunakan populasi kunci seperti LSL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya